Kuala Lumpur (ANTARA) - Pemuda Pakatan Harapan meminta kepada pemerintah untuk menghapuskan Undang-Undang Hasutan (Undang-Undang Ujaran Kebencian) karena bertentangan dengan kebebasan bersuara dan Hak Asasi Manusia (HAM) yang dijamin konstitusi federal.

Permintaan tersebut disampaikan Pengurus Pemuda Pakatan Harapan yakni Syed Saddiq Bin Syed Abdul Rahman yang juga Menteri Pemuda dan Olah Raga, Howard Lee Chuan, Akmal Nasrullah dan Sony Hamzan dalam sebuah pernyataan di Kuala Lumpur, Rabu.

"Pemuda Pakatan Harapan ingin menyampaikan rasa kebimbangan atas keputusan Mahkamah Tinggi yang menolak banding terhadap keyakinan dan hukuman penjara kepada pendakwah Wan Ji Wan Hussin di bawah Undang-Undang Hasutan," katanya.

Mahkamah Tinggi Shah Alam Selasa menolak banding penceramah Wan Ji Wan Hussin terhadap tuduhan bersalah menghina Sultan Selangor Sharafuddin Idris Shah tujuh tahun lalu dan hakim malahan menambah hukuman penjara sembilan bulan kepadanya.

"Kami menganggap hukuman yang telah diputuskan terlalu berat dan tidak mengikut kecenderungan hukuman denda yang selalu dikait di bawah Undang-Undang Hasutan," kata Syed Syaddiq.

Pemuda Pakatan Harapan ingin mengulang komitmen pada janji ke-21 manifesto Pakatan Harapan untuk menghapuskan semua undang-undang zalim termasuk Undang-Undang Hasutan 1948 demi kebebasan bersuara dan hak asasi manusia yang dijamin oleh Konstitusi Federal.

"Kami mendesak pihak jaksa penuntut umum untuk segera memberi penjelasan mengapa pihaknya memberi hukuman yang lebih berat kepada Wan Ji, karena jelas bertentangan dengan dasar Pemerintah Pakatan Harapan mengenai undang-undang yang zalim ini," katanya.

Pihaknya juga mendesak Pemerintah Federal untuk menyegerakan penghapusan Undang-Undang Hasutan supaya perlanggaran HAM tidak lagi terulang.

Baca juga: Malaysia tangkap empat warga asing terkait jaringan milisi

Baca juga: PM Malaysia Mahathir ulang tahun ke-94

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019