Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia cq Departemen Perdagangan akan mendorong industri kreatif sebagai salah satu program prioritas yang memacu ekspor non migas. Gagasan untuk mengembangkan industri kreatif untuk meningkatkan ekspor non migas tersebut disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag), Mari Elka Pangestu, dalam keterangan pers seusai melaksanakan Rapat Pleno Bidang Perekonomian bersama beberapa Menteri terkait lainnya di Departemen Perdagangan, Jakarta, Jumat. "Dari studi yang telah dilakukan pengembangan industri kreatif diperkirakan telah mampu menyerap sekitar 5,1 persen atau 4,9 juta tenaga kerja dan memberi kontribusi rata-rata 6,3 persen dari PDB. Estimasi tersebut berdasarkan studi Rancangan Pengembangan Industri Kreatif yang sedang difinalisasi oleh Depdag," ujar Mari Pangestu. Dia mengatakan, terdapat 14 sub sektor industri kreatif, yakni periklanan, arsitekur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fesyen, film, video dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, radio dan televisi, serta riset dan pengembangan. Menurut Mari, terdapat tiga sub sektor yang memiliki peran besar di PDB, yakni kerajinan, fesyen, periklanan dan desain. Sedangkan bila dilihat dari pertumbuhannya arsitektur, pasar seni, dan permainan interaktif memiliki pertumbuhan cukup baik. Sejak 2007, Depdag melakukan kajian untuk menyusun Rencana Pengembangan Industri Kreatif Indonesia yang rencananya akan digunakan oleh pemerintah sebagai cetak biru untuk menyusun program kerja yang terkoordinasi antara lembaga pemerintah, pemda, dan para pemangku kepentingan, sehingga potensi dari industri kreatif untuk pembangunan ekonomi dapat terwujud. "Estimasi ekspor dari industri kreatif ini secara konservatif sekitar 3,6 persen, estimasi yang lebih optimis mungkin sekitar 8 persen," ujar dia. Menurut Mari, banyak hal di industri ini yang tidak terekam sebelumnya karena kebanyakan hasilnya dalam bentuk jasa bukan barang seperti kerajinan. Karena itu estimasi perlu diperbaiki. Pembicaraan terkait dengan infrastruktur juga dilakukan, misalnya untuk mengembangkan industri kreatif yang berbasis pada informasi teknologi, ujar dia. Oleh karena itu, perlu disediakan infrastruktur untuk menunjang pekerja di bidang industri kreatif berbasis teknologi informasi tersebut agar mempermudah pengiriman bahan atau data melalui informasi teknologi sehingga lebih cepat dan efisien. Dan dia mengatakan, Rancangan Pengembangan Industri Kreatif ini akan selesai paling tidak dalam waktu dua hingga tiga bulan kedepan. Saat ini sudah ada draf nya dan sedang difinalisasi. Lebih lanjut, Mari mengatakan, sebenarnya tujuan dari rapat pleno hari ini agar ada masukan dan dukungan dari setiap departemen, instansi, dan juga stakeholder yang terkait dengan industri kreatif ini. Dan yang terpenting, menurut dia, agar program aksi yang akan dijalankan oleh masing-masing departemen dan instansi terkait dapat terlaksana dengan baik.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008