Jakarta (ANTARA) - Athletica Talent by Runhood Grup berupaya mendorong terbentuknya bibit atlet lari nasional dari kalangan warga di sekitar pusat pelatihan nasional Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

"Kita ingin bantu hapus stigma bahwa putra daerah di Pangalengan tidak bisa jadi atlet. Kita akan membentuk anak Pangalengan ini menjadi atlet," kata Head of Business Athletica Talent by Runhood Grup, Putra Yuhardiyanto, saat berkunjung ke ruang redaksi Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara di Jakarta, Jumat siang.

Putra menyebut pemusatan pelatihan bagi atlet nomor lari di Pangalengan telah bergulir sejak 20 tahun terakhir, namun belum berhasil melahirkan atlet nasional dari kalangan warga yang selama ini berdomisili di wilayah setempat.

Perusahaan 'startup' yang bergerak di bisnis media sejak Januari 2019 itu mulai mengambil bagian dalam pengembangan bibit atlet di daerah itu melalui kerja sama dengan Agung Mulyawan Track Club (AMTC).

Ditetapkannya AMTC sebagai basis pengembangan bibit atlet, kata Putra, didasari atas sumbangsih Agung Mulyawan dalam membina sejumlah warga Pangalengan untuk tumbuh dan berkembang menjadi atlet profesional.

Agung merupakan pelatih atlet lari jarak jauh pada pergelaran SEA Games Kuala Lumpur 2017. Bersama anak dan istrinya, pria kelahiran Bogor, Jawa Barat, itu mengontrak rumah di Pangalengan dan membentuk AMTC dalam rangka pengembangan olahraga marathon nasional.

Dalam kiprahnya, Agung merekrut warga Pangalengan dengan rentang usia sekolah dasar (SD) hingga lulusan Sekolah Menangah Atas (SMA) untuk mengikuti program latihan.

Bahkan izin berlatih bagi warga sekitar di fasilitas nasional Pangalengan, kata Putra, ditempuh Agung untuk mewujudkan obsesinya mencetak putra daerah menjadi atlet profesional.

"Awalnya hanya enam orang, tapi sekarang sudah terkumpul sampai 60 orang. Agung membantu seluruh sarana dan prasarananya, bahkan dia juga bantu untuk pengadaan pakaian latihan," katanya.

Runhood Grup sebagai perusahaan media yang menggarap bisnis ekosistem olahraga lari, mulai mengembangkan sayap bisnisnya melalui Athletica Talent untuk mengembangkan talenta atlet sejak Januari 2019.


Lewat kiprah Agung, kata Putra, Athletica Talent berupaya menggaet sponsor dengan cara menginspirasi masyarakat melalui penyebarluasan informasi di majalah maupun media sosial.

"Sponsor selalu objektif, kenapa harus didukung, apakah sesuai dengan promosi produk perusahaan, dana pertanggungjawaban sosial perusahaan, dan sebagainya," katanya.

Perusahaan yang andil dalam publikasi petenis Indonesia, Christoper Rungkat, di ajang Wimbledon 2019, adalah untuk menjembatani pihak sponsor dan kepentingan pengembangan atlet di daerah.

"Menurut saya masih ada gap. Atlet maunya apa, perusahaan mau apa tidak match. Peran kita di tengah itu, kita membentuk atlet supaya sesuai dengan warna perusahaan dan perusahaan bisa dapat atlet yang sesuai, sehingga ada link and match," ujarnya.

Sejak April 2019, Athletica Talent, berupaya mencari orang tua asuh untuk mensponsori AMTC agar hidup dan menciptakan atlet profesional.

Selain itu, pihaknya juga intensif memberikan edukasi bagi pembentukan citra atlet yang kini menjalani latihan di Pangalengan.

Kehadiran sponsor diyakini Putra akan berkontribusi positif menjadikan kawasan bernuansa perbuktitan yang sejuk itu menjadi destinasi utama bagi masyarakat yang akan beraktivitas lari.

"Ini mimpinya kita, kita ingin buat Pangalengan jadi destinasi pelari untuk sekadar jalan-jalan, olahraga, liburan dan lainnya. Trip ini yang akan kelola mereka (warga Pangalengan). Mereka akan jadi pemandu tempat latihan," demikian Putra.

Baca juga: Manfaat lari maraton untuk kesehatan
Baca juga: Ribuan pelari bakal ramaikan ajang BFI Run 2019

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019