PBB, New York (ANTARA News) - Dewan Keamanan (DK) PBB, Senin, mensahkan resolusi yang menjatuhkan sanksi lebih keras guna menekan Iran agar menghentikan kegiatan pengayaan uraniumnya. Empat belas dari 15 anggota DK mendukung Resolusi 1803, tapi Indonesia abstein dan menjauhkan diri dari resolusi sanksi atas Iran sebelumnya --yang mendapat dukungan kuat. Tindakan dalam sanksi baru tersebut meliputi pembatasan bepergian dan larangan bagi pejabat lain Iran, perluasan pembekuan aset, larangan barang yang lebih lebih dari satu manfaat, kredit eksport, pemantauan keuangan, pemeriksaan barang atas pesawat dan kapal, dan kemungkinan "langkah selanjutnya". Duta Besar China Wang Guangya, saat memberi sambutan setelah pemungutan suara, mengatakan resolusi baru itu "bukan mencerminkan keperihatinan internasional mengenai masalah (nuklir Iran), tapi juga harapan semua pihak mengenai penyelesaian damai dan segera masalah tersebut melalui perunidngan diplomatik". Meskipun menyambut kerjasama Teheran dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Wang mengutip laporan paling akhir IAEA yang menunjukkan kegagalan Iran untuk menghentikan kegiatan pengayaan uranium sebagaimana diharuskan oleh resolusi sebelumnya DK PBB, dan dimulainya pengembangan sentrifugal generasi baru dan berlanjutnya pembangunan reaktor air berat dan produksi air berat dan bahwa "kemungkinan dimensi militer program nuklir Iran tetap ada". "Karena kebuntuan dalam masalah nuklir Iran belum tertembus, masyarakat internasional meningkatkan seruan bagi upaya diplomatik yang bertambah kuat dan berharap semua pihak terkait dapat menemukan terobosan dalam waktu dekat dan membawa masalah itu kembali ke jalur penyelesaian," kata Duta Besar China tersebut. Ia mengatakan resolusi baru itu "bukan bertujuan untuk menghukum Iran tapi mendesak Teheran agar kembali ke meja perundingan sehingga mengaktifkan kembali baru baru upaya diplomatik". "Tindakan sanksi baru tersebut bukan ditujukan kepada rakyat Iran dan takkan mempengaruhi kegiatan finansial dan ekonomi normal antara Iran dan negara lain," kata Wang dikutip Xinhua. "Semua tindakan sanksi itu masih dapat berubah," katanya. "Jika Iran menghentikan kegiatan pemrosesan kembali dan pengayaan uranium dan mematuhi resolusi DK dan IAEA yang berkaitan, semua sanksi tersebut akan dibekukan, dan bahkan diakhiri." Wang menyampaikan kembali sikap China bahwa sanksi tak dapat menyelesaikan masalah nuklir Iran secara mendasar. "Itu hanya dapat berfungsi sebagai sarana untuk mendorong perujukan dan perundingan." "Cara terbaik untuk menyelesaikan masalah itu tetap berupa perundingan diplomatik," katanya. "Kami menyeru semua pihak terkait untuk mensahkan sikap konstruktif dan sangat bertanggung jawab, memperlihatkan keluwesan yang diperlukan secara layak, memainkan peran penuh bagi kreatifitas dan gagasan mereka, dan memperlihatkan tekad serta ketulusan dalam melanjutkan perundingan." Ia mendesak Iran agar sepenuhnya mematuhi resolusi DK dan IAEA sesegera mungkin. Wang menyatakan menteri luar negeri Inggris, China, Perancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat telah mengeluarkan pernyataan bersama yang menyampaikan komitmen mereka guna menyelesaikan masalah itu melalui perundingan diplomatik dan menyampaikan kesediaan mereka untuk memperkokoh upaya diplomatik serta mensahkan pendekatan kreatif guna memfasilitasi dilanjutkannya perundingan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008