Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi Tony A Prasetyantono mengatakan suku bunga acuan Bank Indonesia, BI Rate, sulit turun, meski inflasi Februari rendah, yakni hanya mencapai 0,65 persen. Menurut dia, meski inflasi bulanan Februari rendah, tapi secara tahunan masih tetap tinggi sekitar 7,4 persen dan selama 2008 terancam tinggi. "Prediksi pemerintah tahun 2008 sebesar 6,5 persen, namun bisa saja tembus tujuh persen," katanya di Jakarta, Selasa. Dikatakannya, tingginya inflasi tersebut membuat BI akan sangat berhati-hati dalam mengelola kebijakan moneternya. "Karena itu Bank Indonesia (BI) tampaknya akan menahan BI rate tetap 8 persen," katanya. Kebijakan tersebut, menurut dia, sangat wajar karena di beberapa negara juga tidak menurunkan suku bunganya. Ruang BI Rate turun kemungkinan terjadi bila The US Federal Reserve (bank sentral AS) menurunkan lagi suku bunganya pada bulan Maret ini, imbuhnya. "BI masih perlu menunggu bulan depan dan Fed Rate yang mungkin segera diturunkan lagi menjadi 2,75 persen akan dapat membuat ruang untuk menurunkan BI Rate dari 8 persen ke 7,75 persen," katanya. Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat laju inflasi selama Februari 2008 mencapai 0,65 persen, laju inflasi tahun kalender (Januari-Februari 2008) sebesar 2,44 persen, dan laju inflasi "year on year" (tahunan) pada Februari 2008 sebesar 7,40 persen. (*)

Copyright © ANTARA 2008