Teheran (ANTARA News) - Kontroversi mengenai jabatan pelatih kepala dari tim nasional Iran berlanjut setelah Ali Daei Senin menolak meninggalkan jabatan di klubnya untuk bertugas di tim nasional, yang jelas melanggar peraturan setempat, demikian laporan Kantor Berita Jerman (DPA). Menurut ketentuan Federasi Sepak bola Iran (FFI) pelatih tim nasional tidak boleh memegang dua jabatan, tapi dalam kasus Daei diberi pengecualian pertama kalinya. Daei mengatakan di televisi bahwa dia bekerja keras untuk klubnya Saipa Teheran untuk menjadi juara setempat tahun lalu dan tak akan membiarkan tim itu terpuruk dalam kejuaraan Liga Champion Asia akhir tahun ini. "Kita hidup di Iran, negara yang tidak mempunyai Ketua FFI sejak 2006 dan sudah delapan bulan tak punya pelatih kepala. Untuk negeri seperti itu kriteria harus disesuaikan sebagaimana mestinya," kata Daei membenarkan penolakannya mengenai komitmen ganda, setidaknya sampai akhir pertandingan liga Champion dalam Juni. Ketua FFI, Ali Kafashian, mengatakan kepada televisi setempat bahwa Daei diizinkan memegang jabatan di klubnya "karena Saipa Teheran bermain di liga Champion yang secara de fakto seperti bermain di tim nasional Iran." Televisi pemerintah menuduh Kafashian dan FFI melanggar peraturan mereka sendiri dan selanjutnya khawatir apakah pengangkatan Daei dan bukan pelatih favorit Amerika-Iran Afshin Qotbi merupakan keputusan FFI atau orang luar, merujuk pada organisasi olah raga yang berafiliasi kepada pemerintah. Qotbi mengatakan Senin bahwa dia tidak akan pernah bekerjasama dengan Daei, demikian dilaporkan kantor berita Fars. "Sekali lagi saya mengucapkan selamat atas pengangkatannya selaku pelatih kepala dan berharap dia akan memimpin tim ke Piala Dunia 2010- tapi saya tidak akan pernah bekerjasama dengan dia di tim nasional," kata Qotbi seperti dikutip Fars. Secara mengejutkan, ketua FFI Ali Kafashian Minggu memperkenalkan Daei selaku pelatih kepala meski wakilnya, Mehdi Taj, mengungkapkan pada hari yang sama bahwa Qotbi akan menjadi pelatih baru tim nasional. "Saya sudah mencapai kesepakatan dengan Kafashian Sabtu dan bahkan sudah mengatakan selamat tinggal para pemain saya (dari klub Persepolis Teheran) - tapi saya tidak tahu apa yang akan terjadi setelah itu. Untuk jawabannya, saya hanya melihat ke langit," kata Qotbi. Daei, yang juga bermain di Bundesliga Jerman untuk Arminia Bielefeld, Bayern Munich dan Hertha Berlin, belum menunjuk asistennya dan terdapat spekulasi dia akan mengambil Qotbi. Pelatih Amerika-Iran berusia 45 tahun itu, yang punya pengalaman melatih cukup bagus, termasuk menjadi asisten pelatih tim nasional Amerika Serikat dan Korea Selatan di Piala Dunia 1998, 2002 dan 2006, dianggaop oleh pakar sepak bola setempat sebagai orang paling kualifaid untuk memimpin tim nasional Iran. Tapi Daei yang berusia 38 tahun hanya punya pengalaman melatih satu tahun meski tugas pertamanya melatih ketika dia memimpin klub Saipa Teheran ke kejuaraan liga utama. Para peninjau mengatakan, isu diluar sepak bola mungkin berperan dalam keputusan itu, lebih-lebih Daei tidak termasuk dalam lima kandidat untuk jabatan itu. Daei akan memimpin Iran pada putaran pertama kualifikasi lawan Kuwait, Syria dan Uni Emirat Arab. Iran yang tanpa pelatih kepala sejak Juli tahun lalu, mengawali pertandingan kualifikasi Piala Dunia mereka dengan hasil mengecewakan imbang tanpa gol lawan Syria awal bulan ini. Pertandingan kedua lawan Kuwait akhir bulan ini. Para pengamat yakin, bahwa jika Daei gagal membawa tim Iran ke putaran kedua kualifikasi tekanan setempat akan memaksa dia dan FFI untuk mengakhiri kerjasama. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008