Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum membantah anggapan berbagai kalangan mengenai pecahnya dwitunggal Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK), terkait pengesahan RUU Pemilu oleh Rapat Paripurna DPR RI Senin (3/3) pekan ini. "Pengesahan Rancangan Undang Undang (RUU) Pemilihan Umum (Pemilu) tidak mengganggu komitmen Partai Demokrat untuk tetap mendukung kekompakan kerja SBY - JK sampai selesai tahun 2009. Juga tidak mengganggu Koalisi Politik Pemerintah," tandasnya melalui ANTARA. Masih terkait dengan pengesahan RUU Pemilu yang ditempuh dengan cara voting tersebut, ia mengakui, memang pada awalnya ada ketentuan kurang mendapat persetujuan pihak Partai Demokrat melalui fraksinya di Parlemen. "Namun, meskipun ada ketentuan yang awalnya Partai Demokrat tidak setujui begitu, kami tidak merasa kalah dan dirugikan dengan ketentuan tersebut. Sebaliknya, Partai Demokrat siap berkompetisi dalam Pemilu 2009 dengan seluruh ketentuan yang telah ditetapkan," tegasnya. Ia pun menyatakan, Partai Demokrat optimistis, tidak ada satu pun ketentuan yang menjadi halangan untuk berprestasi lebih baik, dan mencapai target 15 persen pada (Pemilu) tahun 2009. "Kami yakin sepenuhnya, akan hal itu. Kami justru khawatir, akan ada partai yang kecewa dan salah duga mengenai perolehan kursi, karena berpatokan pada angka-angka Pemilu 2004. Jadi, kita tunggu saja nanti hasil tahun 2009," katanya lagi. Bagi Partai Demokrat, lanjutnya, pengesahan RUU Pemilu juga tidak mengganggu komitmen guna tetah berada di barisan terdepan mendukung kekompakan dwitunggal SBY - JK. "Kami tetap komit sampai pada akhir jabatan mereka. Apa yang terjadi di Parlemen (dalam proses voting dalam rangka pengesahan RUU Pemilu), juga tidak mengganggu koalisi politik pemerintah. Tidak sama sekali," kata Anas Urbaningrum meyakinkan. Sebagaimana diberitakan, Fraksi Partai Golkar berada pada posisi berseberangan dengan Fraksi Partai Demokrat saat voting. Dua partai koalisi pemerintah ini bahkan menjadi pimpinan atas dua kubu berbeda dalam voting tersebut.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008