Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil, menargetkan pembentukan perusahaan induk (holding) BUMN perkebunan yang membawahi PTPN I hingga PTPN XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), rampung dan efektif pada April 2008. "Mudah-mudahan bisa selesai saat itu (April 2008), sampai sekarang prosesnya jalan terus begitupun rencana IPO (penawaran saham perdana)-nya," kata Sofyan Djalil, di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan segala hal terkait rencana pembentukan perusahaan induk tersebut sehingga saat ini hanya tinggal menunggu terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) yang diharapkan rampung sesegera mungkin. Menteri mengakui hingga kini PP yang telah beberapa lama dinanti tersebut memang masih dikaji sehingga belum juga terbit. "PP belum terbit karena masih harus dibahas lebih lanjut," katanya. Sebelumnya, ia optimistis holding BUMN perkebunan akan teralisasi pada awal 2008, tertunda dari rencana semula yang ditargetkan rampung akhir 2007. Pihaknya menargetkan BUMN sektor perkebunan yaitu PTPN I-XIV serta PT RNI terkoordinasi dalam satu perusahaan induk (holding) yang menjadikan ke-15 BUMN perkebunan tersebut sebagai anak perusahaan holding. Pada sektor perkebunan di Tanah Air terdapat 14 PTPN dan satu PT RNI dengan total penjualan bersih mencapai Rp20,7 triliun dan ekuitas sebesar Rp7,3 triliun. Berdasarkan kajian konsultan, alternatif yang dapat dilakukan untuk mengembangkan BUMN perkebunan salah satunya adalah dengan membentuk perusahaan holding yang menangani pemasaran, investasi, dan kebijakan strategis. Jika perusahaan holding terbentuk, maka nilai ekuitas BUMN perkebunan diharapkan akan meningkat dari Rp30,03 triliun pada 2005 menjadi Rp62,27 triliun pada 2009 atau meningkat sebesar 107,35 persen. Meneg BUMN mengatakan pembentukan holding tersebut dilakukan dalam rangka untuk menyehatkan BUMN, memperluas pangsa pasar, dan menciptakan tata kelola perusahaan yang baik. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008