Jakarta, 5/3 (ANTARA) - Direktur Kompetisi Badan Liga Indonesia (BLI), Joko Driyono menyatakan bahwa tidak ada toleransi bagi klub jika tidak memenuhi persyaratan BLI untuk bisa mengikuti Liga Super 2008. "Ini ketetapan BLI. Tidak ada toleransi dalam hal ini. Berdasarkan standar FIFA, jika hanya delapan klub pun tak apa-apa. Namun, hal ini tidak lepas dari keputusan Komite Eksekutif PSSI," kata Joko di Jakarta, Rabu, ketika disinggung apakah klub yang tidak lolos verifikasi dapat digantikan klub lain dalam kompetisi Liga Super 2008 yang akan bergulir pada Juli mendatang. Untuk dapat mengikuti Liga Super, klub yang musim lalu menempati peringkat sembilan besar di Wilayah Satu dan Dua, harus memenuhi lisensi klub profesional dengan standar optimal sesuai ketentuan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Klub akan mendapat lisensi klub profesional setelah memenuhi beberapa kriteria, yakni sporting, infrastruktur, personil dan administrasi, legal, dan finansial. Ia mengatakan bahwa di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia juga akan dilaksanakan verifikasi untuk mendapatkan lisensi sebagai klub profesional untuk kompetisi itu. "Untuk kompetisi Divisi Utama juga dilaksanakan verifikasi untuk memperoleh lisensi sebagai klub profesional," katanya. Sementara sosialisasi untuk verifikasi klub untuk 18 klub Liga Super ini, Joko mengatakan, pihaknya akan memberikan asistensi kepada klub-klub selama bulan Maret. "Petugas BLI akan mendatangi klub-klub ," katanya. Ia mengakui memang banyak kelemahan yang perlu diperbaiki oleh klub-klub peserta jelang Liga Super bergulir. Berdasarkan acuan AFC bahwa Indonesia termasuk lemah dalam kualitas timnas, kualitas klub, kualitas pelatih dan wasit serta bisnis oleh klub. Namun cukup baik dalam organisasi pertandingan. Ia mengatakan, pihak BLI juga berusaha dengan standar optimal dengan menyesuaikan dari standar yang diterapkan pihak AFC. Untuk musim 2008 ini, Ia mengatakan, hanya empat hal yang harus dipenuhi klub profesional dalam standar stadion diantaranya kualitas lapangan, lampu, keamanan dan tersedianya ruangan khusus di stadion seperti untuk wasit, ruang ganti, ruang VIP dan ruang Media. Namun Joko menegaskan bahwa persyaratan yang diterapkan untuk klub Indonesia juga sudah merupakan hasil kompromi dengan AFC. Misalnya, lanjut Joko, untuk masalah finansial, klub hanya diminta laporan keuangan yang sudah diaudit, tidak rincian lainnya. Untuk status badan hukum, ujar Joko, AFC sudah tegas menetapkan bahwa klub adalah sebuah "commercial entity". "Kami akan menanyakan kepada AFC apakah klub yang masih berproses menjadi sebuah badan hukum bisa ikut dalam Liga Super 2008 atau hanya untuk yang sudah berbadan hukum," jelasnya. Joko kembali menegaskan bahwa profesionalisasi liga harus segera diwujudkan dan akhirnya akan berujung pada kemandirian klub.

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008