Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meminta investor yang tengah mengerjakan proyek tol, meniru pola pembebasan tanah yang dilakukan untuk tol Kanci-Pejagan yang berhasil menekan biaya maupun waktu penyelesaiannya. "Ruas ini pembebasan tanahnya sudah selesai dibanding ruas tol lainnya yang saat ini masih dalam proses," kata Djoko Kirmanto di Jakarta, akhir pekan ini. Bahkan, kata Menteri PU, biaya pembebasan tanah tol Kanci - Pejagan berhasil ditekan di bawah perkiraan bisnis sehingga tidak membutuhkan lagi dana capping yang disiapkan pemerintah. Sedangkan menurut Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Nurdin Manurung, ruas tol Kanci - Pejagan merupakan contoh pola kerjasama investasi pemerintah dengan swasta yang berhasil. Pembangunan tol Kanci - Pejagan yang menggunakan pola kerjasama Bangun Operasikan Transfer (BOT) dengan pendanaan 100 persen dari swasta dalam hal ini PT.Semesta Marga Raya selaku investor ternyata mampu membangun lebih cepat, paparnya. Nurdin mengatakan, pembebasan tanah yang menggunakan dana talangan dari Badan Layanan Umum (BLU) berjalan lancar melalui kerjasama Tim Pembebasan Tanah (TPT) di pusat dan Panitia Pembebasan Tanah (P2T) di daerah. Nurdin mengatakan, langkah yang ditempuh manajemen PT.Semesta Marga Raya merupakan contoh yang bagus pembebasan tanah ternyata bisa diselesaikan dengan biaya sebesar estimasi awal atau tanpa land capping. Tol Kanci - Pejagan sepanjang 35 kilometer diperkirakan beroperasi pada semester II tahun 2009, bulan Maret - April 2008 akan dilaksanakan penunjukkan kontraktor bahkan untuk itu telah diundang semua kontraktor besar termasuk BUMN. Menurut Chief Executive Officer, Harya Mitra Hidayat kegiatan konstruksi segera dilaksanakan setelah perusahaan mendapat Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Saat ini kata Harya, pihaknya sudah mengantongi Surat Keputusan dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk segi Analisa Manajemen Dampak Lingkungan (Amdal), serta saat ini tengah mempersiapkan perencanaan teknik (Final Enginering Design, FED). Ia mengungkapkan, juga saat ini untuk pembebasan tanah sudah mencapai 94 persen pembayaran ganti rugi untuk kebutuhan lahan seluas 253 hektar berdasarkan data minggu ke-4 Februari 2008. "Mungkin saat ini sudah lebih," tuturnya. Pembebasan tanah ruas ini untuk Jawa Barat (Cirebon) meliputi 9 Kecamatan dan 34 desa, sedangkan untuk Brebes meliputi 3 kecamatan dan 10 desa. Sementara itu menurut Chief Operating Officer PT SMR, Sumantri Kusumonegoro, pekerjaan Tol Kanci - Pejagan akan dibagi ke dalam dua seksi pekerjaan yakni seksi I Kanci - Ciledug dan seksi II Ciledug - Pejagan. Pembagian dua seksi pekerjaan, kata Sumantri berkaitan dengan upaya peningkatan efektivitas dan optimalitas masa konstruksi. Serta rencananya akan dilengkapi dengan tiga pintu keluar dan masuk. Masing-masing tiga gardu. Nantinya, kata Sumantri, pihaknya hanya membutuhkan satu kontraktor saja. Mungkin dalam bentuk kerjasama operasi (Joint Operation, JO) untuk seluruh ruas yang pekerjaannya serentak dibagi empat titik. "Maksudnya agar penyelesaiannya bisa lebih cepat," katanya. Dijelaskan Sumantri, sebagian ruas tol Kanci - Pejagan akan banyak pekerjaan penimbunan sekitar 2 sampai 8 meter untuk menghindari banjir, menggunakan perkerasan beton untuk jalur utama, serta lentur (aspal) untuk bahu luar. Diperkirakan dibutuhkan 6 juta meter kubik tanah untuk pekerjaan penimbunan yang lokasinya diambil dalam radius 5 sampai 30 kilometer dari lokasi. Kalau lebih dari itu sudah tidak efisien lagi, ujarnya. Idealnya untuk mengangkut tanah dibutuhkan biaya Rp20.000 sampai Rp80.000 kalau lebih dari itu berarti sudah kemahalan, ujarnya. Tol ini rencananya akan dioperasikan dengan tarif Rp550 per kilometer untuk golongan I sedangkan golongan II sampai V masing-masing tambah 1,5 kali lipat, ujarnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008