Jakarta (ANTARA News) - China akan memperketat batasan-batasan bagi penampilan penyanyi maupun grup musik asing, setelah kejadian minggu lalu di Shanghai ketika penyanyi Islandia Bjork tampil kontroversial dengan berteriak "Tibet, Tibet" diakhir nyanyian lagunya berjudul "Declare Independence" (pernyataan merdeka). Penampilan Bjork dalam konsernya di Shanghai itu menjadi perbincangan hangat media di dunia, terutama China, karena berbicara mengenai kemerdekaan Tibet merupakan hal yang tabu di negara komunis itu sejak wilayah itu dikuasai China pada 1951. Bahkan, Menteri Kebudayaan China langsung memberikan reaksi atas penampilan Bjork dan mengeluarkan pernyataan melalui web site kementerian bahwa Bjork telah melanggar hukum dan menyakiti perasaan rakyat China. "Kami akan lebih memperketat pengawasan atas penampialan artis-artis asing di China untuk menghindari terulangnya kasus-kasus serupa di masa mendatang," kata pernyataan kementerian kebudayaan China dalam website-nya. Dalam situsnya, Bjork mengungkapkan bahwa ia telah diminta banyak orang untuk memberikan pernyataan seputar penampilannya menyanyikan lagu "Declare Independence" untuk Kosovo dan Tibet dalam kesempatan berbeda. "Satu hal terpenting yang ingin saya tanamkan terkait hal ini bahwa saya bukan seorang politisi, saya musisi yang pertama dan terakhir yang mengalami hal seperti ini dan sudah menjadi tugas saya untuk mencoba mengungkapkan semua emosi manusia," katanya. Menurutnya, dorongan untuk menyatakan kemerdekaan hanyalah salah satu dari emosi manusia. "Lagu ini ditulis lebih banyak dengan pemikiran pribadi, tetapi kenyataan bahwa hal itu telah diterjemahkan dalam pengertian yang lebih luas," katanya. "Saya ucapkan semoga berhasil bagi semua orang dan negara yang berjuang untuk kemerdekaan," tambah Bjork.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008