Jakarta (ANTARA News) - Menteri-menteri ekonomi yang tidak ikut kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke luar negeri selama 10 hari, diminta untuk memantau perekonomian di dalam negeri terutama terkait kenaikan harga minyak mentah dunia. Menurut Juru Bicara Kepresidenan, Dino Pati Djalal, di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Senin, Presiden memerintahkan menteri-menteri ekonomi untuk tetap di dalam negeri guna memantau perkembangan APBN Tahun Anggaran 2008. "Presiden menugaskan menteri ekonomi untuk berada di Indonesia dan tidak ikut dalam perjalanan ini, karena untuk mengurusi APBN," jelasnya. Sementara itu, Dino menambahkan, persoalan dalam negeri telah sepenuhnya diberikan oleh Presiden kepada Wakil Presiden, Jusuf Kalla. Dalam kunjungan luar negeri selama 10 hari, hanya terdapat empat menteri dalam rombongan Presiden, yaitu Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Menteri Sekretaris Negara, Hatta Radjasa, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, dan Menteri Agama Maftuh Basyuni. Selain itu, dalam rombongan Presiden yang berjumlah 82 orang, terdapat juga Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin), MS Hidayat. Menteri Koordinator Perekonomian, Boediono, yang turut mengantar kepergian Presiden, mengatakan Presiden menugaskan para menteri ekonomi untuk memantau perkembangan harga minyak mentah dan faktor luar negeri lainnya yang berdampak pada APBN 2008. "Kita harus memonitor harga ini. Kita lihat juga perkembangan di luar bagaimana yang riil. Yang bisa kita lakukan sebisa mungkin untuk mengurangi dampak dari luar," tuturnya. Presiden Yudhoyono akan mengunjungi empat negara, yaitu Iran, Senegal, Afrika Selatan dan Uni Emirat Arab, dalam kunjungan selama 10 hari, mulai 10 Maret hingga 20 Maret 2008. Kunjungan ke Iran dan Afrika Selatan bertujuan untuk meningkatkan kerja sama di antara dua negara. Di senegal, Presiden akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Konferensi Islam (OKI) ke- XI. Sedangkan di Uni Emirat Arab, Presiden akan bertemu dengan para pengusaha Timur Tengah dan luar negeri lainnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008