Yogyakarta (ANTARA News) - Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof Dr Sudjarwadi menegaskan bahwa UGM masih tetap mengikuti sistem Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan belum berniat mengikuti jejak 41 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang merencanakan meninggalkan sistem seleksi bersama tersebut. "SPMB masih efektif dan efisien dalam menjaring mahasiswa baru. Bagi UGM yang kini berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN), sistem SPMB tidak pernah mendatangkan masalah," katanya di Yogyakarta, Senin. Menurut dia, beberapa PTN terutama yang belum berstatus BHMN, tampaknya melihat sistem penyelenggaraan SPMB mendatangkan masalah. Namun, macam masalahnya apa, perlu ditanyakan kepada PTN yang bersangkutan karena mereka yang lebih tahu permasalahan yang dihadapinya. "Jadi, UGM akan tetap mengikuti sistem yang diberlakukan pemerintah dalam penerimaan mahasiswa baru dengan nama apapun, termasuk nama SPMB. Diharapkan sistem seleksi tersebut bisa diakses calon mahasiswa dari pelosok Indonesia," katanya. Ia mengatakan bahwa pada prinsipnya SPMB masih cukup bagus namun berdasarkan studi yang dilakukan Senat UGM, output-nya dinilai masih kurang optimal dibandingkan sistem Ujian Masuk (UM) yang diselenggarakan UGM. Dengan demikian, keberlanjutan penyelenggaraan SPMB tergantung dari komitmen PTN di seluruh Indonesia. Jika sebagian besar PTN sepakat meninggalkan SPMB tentunya akan mengakibatkan PTN lainnya mengalami kesulitan dalam penyelenggaraannya, katanya. Dalam pertemuan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, 9 Maret 2008, sebanyak 41 PTN dari 56 PTN se Indonesia sepakat meninggalkan sistem SPMB. Alasannya, sistem pegelolaan keuangan dalam SPMB yang selama ini diselenggarakan Perhimpunan SPMB Nasional dinilai melanggar aturan dan tidak transparan. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008