Kota Gaza (ANTARA News) - Jurubicara gerakan HAMAS di Jalur Gaza, Senin, membantah bahwa gerakannya setuju untuk menghentikan serangan roket terhadap Israel sebagai imbalan atas tindakan Israel untuk mengincar para pemimpinnya. Senin pagi, Presiden Mahmoud Abbas mengatakan kepada stasiun telvisi satelit Al-Arabiya bahwa HAMAS setuju untuk menghentikan serangan roket ke Israel dengan syarat para pemimpin tak dijadikan sasaran oleh Israel. Menurut Xinhua, Sami Abu Zuhri, jurubicara HAMAS di Jalur Gaza, dalam suatu pernyataan mengecam pernyataan Abbas, dan mengatakan, "Pernyataan Abu Mazen bertujuan menjelekkan citra gerakan (HAMAS)." "Para pemimpin HAMAS sejak dulu selalu mengajak orang menjadi syuhada dan mereka tak pernah tawar-menawar mengenai darah rakyat mereka seperti yang dilakukan orang lain. Para pemimpin tinggi HAMAS menjadi syuhada demi tujuan mereka dan rakyat mereka," kata ABu Zuhri. Namun kelompok pejuang di Jalur Gaza sejak Kamis telah mengehntikan serangan roket rakita ke Israel selatan, sementara negara Yahudi juga mengakhiri operasi dan serangan militernya di Jalur Gaza. Pada hari yang sama, harian Al-Quds, yang berpusat di Jerusalem, melaporkan bahwa Mesir sedang mempersiapkan satu rencana lengkap setelah menerima lampu hijau Amerika dan Eropa untuk menengahi gencatan senjata menyeluruh antara Israel dan Palestina. Perdana Menteri Israel Ehud Olmert telah membantah bahwa Israel telah mensahkan Mesir untuk menengahi kesepakatan gencatan senjata dengan HAMAS. Tetapi perdana menteri terguling dari HAMAS dalam pemerintah persatuan Palestina Ismail Haniya, Senin, mengatakan HAMAS akan membantu Mesir menengahi gencatan senjata dengan Israel "guna mengakhiri pengepungan satu bulan yang diberlakukan atas Jalur Gaza".(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008