Subang (ANTARA News) - Helikopter latih milik TNI Angkatan Udara (AU) yang jatuh di areal perkebunan tebu Cibeureum Barat, Kampung Cinangka, Desa Wanasari, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, Jawa Baratm, pada Selasa, usianya tergolong sudah tua. Komandan Lapangan Udara (Dan Lanud) Suryadharma, Kalijati, Subang, Kolonel Penerbang (Pnb) Ras Rendro Bowo S., tidak menyangkal hal tersebut ketika dikonfirmasi seputar penyebab jatuhnya helikopter Bell 4747-B jenis Soloy H-4712 milik TNI AU itu. Namun, ia menegaskan, pihaknya belum mengetahui penyebab pasti jatuhnya helikopter itu. "Kami sudah menurunkan tim investigasi untuk mencari tahu penyebab jatuhnya helikopter, jadi sekarang belum diketahui," katanya. Rendro menilai, faktor cuaca bukanlah penyebab jatuhnya helikopter itu, karena saat kejadian kondisi cuaca sedang bagus, sehingga sangat dimungkinkan untuk mendukung latihan terbang. Helikopter itu jatuh ketika latihan rutin atau profisiensi bagi penerbang. Helikopter tersebut berangkat dari Lanud Suryadarma sekira pukul 10.30 WIB. "Untuk lokasi jatuhnya helikopter merupakan lokasi yang sering digunakan dalam latihan, selain sekitar lanud," katanya. Helikopter latih itu pertama kali diterima pihak Lanud Suryadarma pada 1978. Awalnya, helikopter itu berjenis SIUK buatan Amerika Serikat (AS), kemudian pada 1984 dimodifikasi di Australia, yang kemudian berubah jenis menjadi Soloy. Dalam insiden Selasa siang, co-pilot Lettu Pnb Hengky Jaya tewas, sedangkan Prada penerbang Rindi W., yang merupakan mekanik Lanud Suryadarma, mengalami luka bakar. Berdasarkan keterangan saksi mata, sebelum jatuh ke areal perkebunan tebu, helikopter tersebut sempat berputar-putar di udara, sekitar perkebunan tebu. Setelah itu, dari kejauhan terlihat asap hitam membumbung tinggi dari tengah-tengah perkebunan tebu. Ratusan warga sekitar langsung berdatangan ke tempat kejadian. Namun, sejumlah petugas dari TNI AU dan Dishub Kabupaten Subang langsung memblokade jalan menuju tempat jatuhnya helikopter itu. Bahkan, masyarakat tidak bisa secara langsung melihat bangkai helikopter yang jatuh karena terhalang pohon tebu setinggi sekira 2 hingga 3 meter yang sekelilingnya diblokade pihak TNI AU dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Subang. Encim (39), salah seorang saksi mata yang warga Kampung Kalihurip, Desa Pada Asih, Subang, mengatakan bahwa ketika kecelakaan itu terjadi dirinya berada satu kilometer dari lokasi kejadian. "Ketika saya membabat rumput untuk ternak, tiba-tiba terdengar suara bising, yang diakhiri dengan suara ledakan keras, seperti petir menyambar. Suara itu ternyata helikopter yang jatuh. Alhamdulillah tidak mengenai saya," katanya. Evakuasi bangkai helikopter berlangsung hingga pukul 14.30 WIB, dan kemudian dinaikan ke dalam truk besar milik TNI AU. Hingga truk besar milik TNI AU itu kembali ke markas sekira pukul 15.30 WIB, bangkai pesawat itu tidak bisa terlihat oleh masyarakat, karena ditutup dengan terpal plastik berwarna biru. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008