Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) LKBN Antara, Ahmad Mukhlis Yusuf, mengatakan, pihaknya akan mengembangkan komunitas bisnis untuk para pelaku bidang kehumasan (public relation/PR). "Kita akan membuat jejaring komunitas bisnis public relation yang ada melalui berbagai acara yang akan kita selenggarakan secara rutin. Untuk saat ini berupa seminar-seminar," katanya, dalam seminar "Strategy to Successful Corporate Branding" yang diselenggarakan PRWire Antara di Jakarta, Rabu. Dikatakannya, dengan peran aktif untuk membentuk komunitas bisnis PR ini, diharapkan dapat membuat perusahaan-perusahaan PR di Indonesia semakin sigap dalam menyongsong era globalisasi. "Dengan adanya jejaring tersebut, ada banyak keuntungan yang dapat diambil, seperti hubungan yang baik dengan para mitra serta akan adanya pertukaran informasi dan ilmu yang menambah wawasan," katanya. Mukhlis juga mengungkapkan, saat ini Antara juga tengah mengembangkan bisnis kehumasannya yaitu PR Wire. "Nantinya bisnis ini tidak hanya layanan siaran pers saja, tetapi juga mencakup layanan untuk konsultan mengenai PR bagi perusahaan," katanya. Selain itu, ia menambahkan PR Wire nantinya juga akan melayani keinginan para pelanggan untuk membuatkan strategi kehumasan. Saat ini menurut dia, ANTARA sebagai anggota dari Asianet, konsorsium kantor berita dari berbagi negara, telah menjadi juru kehumasan yang lebih murah dan cepat. "Hanya dengan menggunakan satu lembaga seperti Asianet, maka perusahaan tidak perlu berhubungan langsung dengan berbagai media untuk membuat citranya," katanya. Ini menurut dia, akan menghemat anggarn perusahaan. Sementara itu, Manajer Umum Asianet, Michael Worner, mengatakan bisnis untuk melayani pencitraan perusahaan telah memasuki era baru. Era dimana suatu perusahaan tidak perlu lagi berhubungan langsung dengan banyak media untuk membuat pencitraan suatu perusahaan. "Saat ini dengan pelayanan `one stop` dengan menggunakan jasa layanan PR seperti Asianet, maka dalam hitungan detik citra perusahaan bisa tersampaikan ke berbagai media baik cetka maupun elektronik secara internasional dengan bahasa lokal," katanya. Perkuat branding Dalam acara seminar tersebut, konsultan brand dan pengajar asal Universitas Bina Nusantara, Amalia E Maulana, mengatakan saat ini bisnis komunikasi perusahaan tidak hanya mengusahakan suatu brand menjadi terkenal. "Tetapi juga membuat brand tersebut dimiliki oleh para pelanggan," katanya. Menurut dia, perusahaan perlu membuat para pelanggannya dari rasional menjadi emosional. "Sehingga para pelanggan dapat menjadi pembela dari berita-berita yang tidak benar," katanya. Untuk menjalankan itu, menurut dia ada sepuluh langkah, pertama memanusiakan pelannggan, kedua menjual produk sebagai pengalaman, ketiga membentuk kepercayaan, keempat menjadikan produk sebagai pilihan. Selain itu, perusahaan juga harus mampu menjadikan produk sebagai aspirasi pelanggan, menjadikan produk sebagai personal, membuat produk menjadi lebih dirasakan, menjadikan dialog sebagai komunikasi dengan nasabah, dan dari pelayanan menuju hubungan. Sementara itu, Wakil Presiden Internasional Distribution PR Newswire, Colleen Pizarev, menekankan perlunya sinergi antara praktek PR tradisional dengan penggunaan media baru (internet), dan membuat komunikasi secara lokal untuk memperkuat brand di suatu daerah. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008