Jakarta (ANTARA News) - Nilai rupiah, Rabu sore, turun tipis karena pelaku pasar melepas mata uang lokal itu, setelah dolar AS di pasar regional cenderung stabil terhadap yen. Nilai tukar rupiah turun tiga poin menjadi Rp9.168/9.170 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.165/9.237 per dolar AS. Analis valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, mengatakan pelaku pasar yang semula melepas dolar AS berbalik membeli mata uang asing itu, akibat aksi bank sentral AS (The Fed) untuk mendukung sistem perbankan di AS. The Fed mempersiapkan dana sebesar 200 miliar dolar AS didukung bank sentral lainnya untuk mendorong sistem perbankan yang lebih baik, katanya. "Akibatnya dolar AS terhadap yen cenderung stabil pada angka 103,10 yen," ujarnya. Menurut dia, aktivitas pasar agak lesu, karena pelaku pasar memfokuskan perhatiannya pertemuan The Fed pada 18 Maret nanti yang akan membahas mengenai penurunan suku bunga. "Apabila The Fed jadi menurunkan suku bunganya, maka rupiah diperkirakan akan kembali menguat setelah terpuruk hingga mendekati angka Rp9.200 per dolar AS," katanya. Rupiah, lanjut dia, akan kembali menguat hingga mendekati angka Rp9.000 per dolar AS yang didukung oleh aktifnya pelaku asing bermain di pasar uang dan saham. "Kami optimis rupiah akan kembali menguat karena dukungan pasar setelah The Fed menurunkan suku bunganya, " ucapnya. Rully Nova mengatakan, penurunan rupiah saat ini diperkirakan hanya merupakan koreksi harga saja, karena pelaku pasar hati-hati masuk pasar, menunggu The Fed menurunkan suku bunganya. Pasar juga sedang menunggu hasil uji kelayakan dan kepatutan calon gubernur Bank Indonesia yang telah menghadapi uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) oleh DPR. BI memerlukan pimpinan yang energik dan dapat melaksanakan tugasnya lebih baik, menguasai masalah dengan bijak, sehingga independesi BI akan makin dipercaya, demikian Rully.

Copyright © ANTARA 2008