Jakarta (ANTARA News) - Operator telekomunikasi diminta lebih transparan dalam mengiklankan produk layanan di media massa sehingga konsumen tidak terjebak pada isu tarif murah namun tidak sesuai dengan yang sebenarnya. "Iklan yang ada saat ini terkesan menjebak dengan tarif yang sangat rendah bahkan ada yang menjanjikan gratis meskipun pada hitungan waktu pemakaian tertentu," kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Indah Suksmaningsih, di Jakarta, Rabu. Menurut Indah, iklan yang ada saat ini tidak mendidik dipicu persaingan ketat antaroperator yang makin tinggi. "Ide-ide kreatif untuk menarik minat pelanggan pun muncul, namun sayangnya ide kreatif tersebut terkesan menjebak pelanggan, sehingga yang timbul persaingan tidak sehat," katanya. Dia juga meminta dalam setiap iklannya, operator mencatumkan atau menampilkan tarif pungut yang sesungguhnya yang akan dikenakan kepada konsumen. Senada dengan YLKI, Sekjen Indonesia Telecommunication Users Group (IdTUG) meminta, jika operator benar-benar ingin transparan dalam menawarkan tarif seharusnya dalam setiap iklan dicantumkan tarif interkoneksi dengan operator lainnya. "Itu tentunya lebih transparan. Komunikasi itu kan intinya keterhubungan bukan hanya panggilan ke sesama pelanggan," katanya. Menurut Djumadi, berdasarkan tarif tersebut akan memudahkan konsumen untuk menentukan produk mana yang akan menjadi pilihannya. Namun hal itu dibantah Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), Merza Fachys. Menurut Merza, selama ini operator telah transparan memaparkan tarifnya ke masyarakat dengan mencantumkan syarat dan ketentuan berlaku di setiap iklan. "Terbukti, dengan adanya operator yang mencantumkan tabel dan tidak segan-segan mengkomparasikan tarifnya dalam bentuk tabel dengan pesaing," katanya. Sebelumnya, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) juga telah mengingatkan operator yang melakukan praktik iklan "bermasalah" tersebut, karena dinilai hanya dapat membingungkan konsumen.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008