Canberra (ANTARA News) - Presiden Timor Leste, Jose Ramos-Horta, menyebut nama penembak dirinya, tulis satu koran Australia, Kamis. Ramos-Horta menyebut Marcelo Caetano, salah satu dari 600 tentara yang dipecat akibat mogok kerja pada tahun 2006, sebagai orang yang menembak dirinya di sekitar gerbang vila-nya di dekat Dili, tulis harian Age yang mengutip keterangan Arsenio, saudara laki-laki Ramos-Horta. "Presiden kenal dia. Orang ini harus diseret ke pengadilan," kata Arsenio Ramos-Horta kepada harian tersebut. Para pemberontak menyerang Ramos-Horta saat lari pagi pada 11 Februari, mereka juga menyerang Perdana Menteri Xanana Gusmao namun tidak berhasil melukainya. Ramos-Horta terkena beberapa tembakan sedangkan pemimpin pemberontak, Alfredo Reinado, tewas. Ramos-Horta, (58), sedang dalam pemulihan di suatu rumah sakit di Australia utara, setelah lima kali pembedahan untuk dua luka tembak. Timor Leste yang merdeka tahun 2002, dilanda krisis ketika 600 tentaranya dipecat, dan terjadi kekerasan yang menewaskan 37 orang dan membuat 150 ribu orang mengungsi. Pasukan asing dikirim ke negara bekas jajahan Portugis yang berpenduduk sekitar sejuta jiwa itu. Caetano diyakini pihak berwenang sedang bersembunyi di pegunungan bersama para pemberontak lainnya, seperti wakil Reinado, mantan letnan Gastao Salsinha. Arsenio Ramos-Horta mengatakan Caetano dua tahun lalu tertembak dalam kerusuhan antara polisi dan tentara. Surat perintah penangkapan telah diterbitkan untuk 17 tersangka yang terlibat dalam serangan itu, antara lain untuk Salsinha. Gusmao pada hari Senin mengatakan dia berharap operasi militer untuk menangkap para pemberontak termasuk Salsinha akan berakhir pekan ini. Dia mengingatkan Salsinha agar menyerah jika tidak ingin mendapat tindakan tegas, demikian Reuters.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008