Indeks dolar AS yang mencapai level terendah dua minggu di 96,648, melambung ke 96,824
Tokyo (ANTARA) - Kurs dolar AS berada pada posisi bertahan di perdagangan Asia pada Jumat pagi, setelah pejabat Federal Reserve mendukung ekspektasi penurunan suku bunga agresif bulan ini untuk mengatasi tekanan harga yang melemah.

Pada konferensi bank sentral Kamis (18/7/2019), Presiden Fed New York, John Williams berpendapat untuk langkah-langkah pre-emptive guna menghindari keharusan berurusan dengan inflasi dan suku bunga yang terlalu rendah.

Meskipun seorang perwakilan Fed New York kemudian mengatakan komentar Williams bersifat akademis dan bukan tentang arah kebijakan langsung, investor masih mengambil komentar bersama dengan komentar terpisah dari Wakil Ketua Fed, Richard Clarida sebagai sinyal dovish dari bank sentral.

Dolar berdiri di 107,42 yen, naik 0,15 persen pada awal perdagangan, setelah mencapai level terendah tiga minggu di 107,21 yen pada Kamis (18/7/2019), sementara euro juga tergelincir 0,15 persen menjadi 1,12555 dolar dari 1,1282 dolar. Pada minggu ini, dolar turun 0,4 persen versus yen dan hampir datar pada euro.

Indeks dolar AS yang mencapai level terendah dua minggu di 96,648, melambung ke 96,824.

Greenback turun secara luas pada Kamis (18/7/2019) setelah pernyataan Williams mendukung spekulasi bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, bukan 25 basis poin.

Williams mengatakan ketika suku bunga dan inflasi rendah, para pembuat kebijakan tidak bisa tetap berhati-hati dan menunggu masalah ekonomi potensial terwujud.

Itu terutama benar dengan suku bunga netral yang tidak akan membatasi atau mempercepat ekonomi AS “sekitar setengah persen,” katanya. Ketika disesuaikan dengan inflasi, suku bunga netral berada di dekat tingkat kebijakan Fed saat ini, yang berada dalam kisaran 2,25-2,50 persen.

Pasar keuangan cepat bereaksi, dengan pasar uang berjangka memperkirakan peluang hampir 70 persen pemotongan 50 basis poin pada pertemuan kebijakan pada 30-31 Juli.

Peluang berkurang menjadi sekitar 40 persen setelah Fed New York kemudian mengatakan bahwa pidatonya bukan tentang tindakan potensial pada pertemuan kebijakan mendatang.

Tetap saja, pandangan penurunan suku bunga Williams digemakan oleh Wakil Ketua Fed Clarida, yang mengatakan kepada Fox Business Network bahwa bank sentral mungkin harus bertindak lebih awal dan tidak menunggu "sampai keadaan menjadi begitu buruk".

“Komentar Williams secara mengejutkan dovish. The Fed NY berusaha keras untuk mengubah pesan tetapi tampaknya tidak ada yang melakukannya untuk Clarida, yang juga mengatakan hal yang sangat mirip,” kata Daisuke Uno, kepala strategi di Sumitomo Mitsui Bank.

Baca juga: Dolar AS bertahan di perdagangan Asia jelang data ekonomi utama China
Baca juga: Dolar AS melemah di tengah spekulasi penurunan suku bunga

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019