Beijing (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia percaya dan yakin bahwa pemerintah China mampu mengatasi dan menyelesaikan masalah Tibet dengan cara terbaik dan menganggap masalah itu merupakan urusan dalam negeri China. "Saya percaya bahwa China akan mampu menyelesaikan masalah yang terjadi di Tibet dengan cara yang terbaik sehingga kondisi bisa berjalan aman dan normal kembali," kata Wakil Kepala Perwakilan RI Beijing, Mohamad Oemar, di Beijing, Minggu. Menurut Oemar, apa yang terjadi di Tibet, salah satu wilayah otonomi China, adalah masalah dalam negeri China dan Indonesia tidak ingin campur tangan untuk terlibat dalam masalah tersebut. Antara Pemerintah Indonesia dan China, katanya lebih lanjut, selama ini sudah terjalin hubungan diplomatik yang sangat baik, yaitu masing-masing negara tidak ingin campur tangan dan terlibat dalam menangani urusan di dalam negerinya. "Pemerintah China selama ini tidak pernah mencampuri urusan dalam negeri Indonesia dan itu amat sangat kita hargai dan hormati. Demikian pula Indonesia tidak ingin dan mau mencampuri urusan dalam negeri China dalam bentuk apapun, termasuk soal Tibet," tegas Oemar. Menanggapi terjadinya kerusuhan yang terjadi di Tibet, Oemar berharap agar masalah itu bisa segera tertangani dengan baik dan pemerintah China yakin akan mampu mengetasi dengan cara terbaik. "Saya berharap agar masalah di Tibet bisa segera diselesaikan dengan baik," katanya. Sebelumnya diberitakan bahwa 10 orang tewas terbakar dalam kerusuhan di ibukota Tibet, Lhasa, saat protes-protes pro kemerdekaan yang paling keras melanda wilayah itu dalam dua dasawarsa terakhir. Insiden itu telah mencoreng citra China beberapa bulan sebelum Olimpiade 2008. Kantor berita Xinhua mengatakan 10 orang tewas dalam bentrokan yang meletus di ibukota yang terpencil dan bergunung itu, Jumat (14/3). Sebelumnya disebutkan bahwa jumlah yang tewas tujuh orang. Kantor berita itu mengatakan tidak ada warga asing yang tewas. "Para korban semunya warga sipil yang tidak berdosa dan mereka tewas terbakar," kata seorang pejabat pemerintah wilayah, yang dikutip kantor berita itu. China menuduh para pengikut pemimpin spiritual Tibet di pengasingan, Dalai Lama, mendalangi aksi kekerasan itu sehingga merusak citra kerukunan nasional dalam menyelenggarakan Olimpiade Beijing. Kementerian Luar Negeri Cina melalui Juru Bicara Qin Gang menegaskan bahwa Tibet adalah bagian dari Cina dan tidak ada negara di dunia yang mengakui Tibet sebagai negara yang merdeka. Menurutnya, Cina juga mengutuk keras sejumlah tindakan aktivis masyarakat Tibet yang belakangan mulai gencar melakukan sejumlah aksi yang dinilai Pemerintah Cina merupakan tindakan separatis. Ia juga menegaskan bahwa apa yang selama ini dilakukan oleh berbagai pihak termasuk Dalai Lama untuk memisahkan diri dari Cina tidak akan berhasil dan merupakan suatu tindakan sia-sia. "Saya tegaskan sekali di sini bahwa Tibet merupakan satu kesatuan dari Cina sejak zaman dahulu dan selanjutnya," kata Qin Gang. (*)

Copyright © ANTARA 2008