Tokyo (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Sutanto mengemukakan, pihaknya berencana untuk meniru sistem pengamanan ala Jepang, yang menempatkan aparat kepolisian sebagai mitra masyarakat, dengan memperluas pembentukan Koban (pos polisi di perkotaan) di seluruh kota-kota besar Indonesia. "Polri berkeinginan untuk menerapkan pola Koban ini secara luas di Indonesia, sehingga aparat kepolisian nantinya bisa benar-benar menjadi pengayom masyarakatnya," kata Kapolri saat mengadakan pertemuan dengan Kepala Kepolisian Jepang, Komisaris Jenderal HirotoYoshima di markas besar National Police Agency (NPA) di Tokyo, Selasa. Delegasi Polri yang beranggotakan tujuh orang, termasuk Kapolri, berada di Jepang untuk memperluas kerja sama, khususnya dalam penanganan kejahatan transnasional dan dukungan dalam mempercepat reformasi internal yang sedang berlangsung di tubuh Polri. Kapolri pada kesempatan itu juga menyampaikan hasil evaluasi keberadaan sistem Koban yang diterapkan di kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi yang dinilai cukup berhasil dalam membangun postur kepolisian yang efektif di masyarakat. "Berdasarkan atas hasil itulah Polri berkeinginan memperluasnya di seluruh Indonesia, sehingga perlu mendapatkan dukungan yang kuat dari kepolisian Jepang," kata Kapolri. Di hadapan Kepala NPA Jepang itu, Sutanto juga menyampaikan terimakasihnya atas bantuan sumbangan tiga kapal patroli Jepang untuk memperkuat kegiatan pengamanan perairan Indonesia, serta kerja sama dalam menangani kejahatan transnasional. Kerja sama penanggulangan kejahatan transnasional itu berfokus pada empat hal, yaitu masalah terorisme, lalulintas narkotika, perdagangan manusia, serta kejahatan melalui internet. Hiroto Yoshima sendiri memberikan respon yang positif dengan menyampaikan bahwa pihaknya akan selalu bekerjasama dengan Polri, terutama yang saat ini sedang berbenah diri dalam mewujudkan postur kepolisian yang ideal di tengah masyarakatnya. Ia juga mengemukakan bahwa pihaknya setiap tahun selalu menerima sekitar 200 polisi Indonesia untuk dididik dalam Akademi Kepolisian Jepang dengan masa waktu minimal lima minggu. "Kami memahami keinginan untuk mewujudkan polisi masyarakat, dan kami berupaya untuk terus membantu," kata Yoshima lagi. Kunjungi Koban Sebelumnya, Kapolri menyempatkan diri mengunjungi pos polisi (Koban) di kawasan bisnis Ginza, salah satu area tersibuk di pusat kota Tokyo. Saat berdialog dengan petugas polisi di Koban Ginza, Kapolri ditemani oleh Dubes RI untuk Jepang Jusuf Anwar, Kababinkum Polri Komjen Pol Imam Hariatna, Kabareskim Polri Komjen Pol Bambang Hendarso Danuri dan Sekretaris Interpol (NCB) Indonesia Brigjen Pol Iskandar Hasan. Kapolri terkesan dengan fasilitas standar yang tersedia di setiap Koban, mulai dari radio kamunikasi, absensi petugas, sepeda yang digunakan untuk keliling wilayah yang menjadi tanggungjawabnya (seluas 1,5 km) hingga peralatan anti huruhara yang tersedia di Koban. Para petugas Koban, yang merupakan kombinasi antara perwira senior dan junior juga sibuk menjawab berbagai pertanyaan Kapolri, termasuk memperagakan alat anti haruhara yang ada di Koban, mulai dari helm pengaman, tongkat pentungan yang bisa diperpanjang (menjadi pembatas antara polisi dan para demonstran), hingga alat kejut listrik dan rompi anti peluru. Kapolri siang itu juga sempat mengadakan pertemuan dengan pimpinan Komisi Pengawas Kepolisian Jepang serta JICA (Japan International Cooperation Agency), lembaga kerjasama Jepang yang juga mengurusi bantuan untuk Polri.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008