Tokyo (ANTARA) - Harga minyak naik di perdagangan Asia pada Senin pagi, di tengah ketegangan yang semakin tinggi di Timur Tengah setelah sebuah kapal tanker Inggris ditangkap oleh militer Iran pada akhir pekan lalu.

Minyak mentah berjangka Brent naik 51 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 62,98 dolar AS per barel pada pukul 00.42 GMT (08.42 WIB). Patokan internasional Brent naik ke level 63,47 dolar AS per barel pada perdagangan sesi sebelumnya.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 15 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 55,78 dolar AS per barel.

Minyak mentah WTI turun lebih dari tujuh persen dan Brent turun lebih dari enam persen sepanjang minggu lalu.

"Turunnya permintaan global dan meningkatnya persediaan AS telah membantu mengubah grafik minyak sangat bearish, tetapi itu mungkin tidak berlangsung lama karena ketegangan tetap tinggi di Teluk Persia," Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York, mengatakan dalam sebuah catatan.

Pengawal Revolusi Iran mengatakan mereka telah menangkap sebuah kapal tanker minyak berbendera Inggris di Teluk setelah Inggris merebut sebuah kapal Iran awal bulan ini, meningkatkan ketegangan di sepanjang rute pengiriman minyak internasional yang vital.

Inggris sedang mempertimbangkan langkah selanjutnya pada Minggu (21/7/2019), dengan beberapa pilihan bagus muncul ketika sebuah rekaman ketahuan menunjukkan bahwa militer Iran menentang kapal perang Inggris ketika mereka naik dan merebut kapal tanker tiga hari yang lalu.

Kantor Perdana Menteri Theresa May mengatakan dia akan memimpin pertemuan komite tanggap darurat Inggris pada Senin pagi untuk membahas krisis.

Seorang pejabat senior pemerintah Amerika Serikat mengatakan pada Jumat (19/7/2019) AS akan menghancurkan pesawat tanpa awak Iran yang terbang terlalu dekat dengan kapalnya.

Sehari sebelumnya, AS mengatakan salah satu kapal angkatan lautnya telah "menghancurkan" pesawat tanpa awak Iran di Selat Hormuz setelah pesawat mengancam kapal itu, tetapi Iran mengatakan tidak memiliki informasi tentang kehilangan sebuah pesawat tanpa awak.

Badan Energi Internasional (IEA) tidak memperkirakan harga minyak naik secara signifikan karena permintaan melambat dan ada kelebihan pasokan di pasar minyak mentah global, kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol pada Jumat (19/7/2019) dalam pernyataan publiknya.

IEA mengurangi perkiraan pertumbuhan permintaan minyak 2019 menjadi 1,1 juta barel per hari dari 1,2 juta barel per hari, karena ekonomi global yang melambat, kata Birol kepada Reuters dalam wawancara sehari sebelumnya.

Baca juga: Pasukan Iran sita tanker minyak berbendera Inggris

Baca juga: Minyak naik, ketegangan Timur Tengah imbangi kekhawatiran permintaan

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019