Cirebon (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro menegaskan gasifikasi batubara yang telah diujicoba Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara (Tekmira) di Palimanan, Cirebon, Jabar akan mampu mengurangi subsidi Pemerintah untuk energi listrik. "Gasifikasi batubara akan mengurangi penggunaan solar di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) PLN. Jika semua PLTD menggunakan gasifikasi maka penghematan subsidi bisa mencapai Rp25,4 triliun," katanya saat meresmikan Pilot Plant Gasifikasi Batubara Untuk PLTD Sistem Dual Fuel di Puslit Tekmira Palimanan, Kabupaten Cirebon, Rabu. Ia mengungkapkan, dari hasil rapat bidang energi listrik Selasa malam kemarin terungkap bahwa dengan asumsi harga minyak 85 dollar per barel maka subsidi listrik sudah mencapai Rp150 triliun dan jumlah itu sudah sangat memberatkan APBN. "Sudah saatnya kita kurangi subsidi itu, antara lain dengan program gasifikasi batubara, apalagi cadangan batubara di Indonesia bisa digunakan untuk 100 tahun ke depan," katanya. Purnomo berharap, keberhasilan "Pilot Plant" yang berhasil mengurangi penggunaan solar itu akan terus dilanjutkan dengan implementasi dalam skala komersial. Sementara Direktur PLN Fahmi Mukhtar mengatakan, ada 4.000 unit PLTD dengan kapasitas 2.870 Mega Watt yang masih menggunakan solar 100 persen sehingga ongkos produksinya mencapai Rp2.200 lebih per kWh, padahal dijual kepada konsumen sebesar Rp600 per kWh sehingga subsidi Pemerintah terlalu tinggi. "Dengan gasifikasi batubara maka pengeluaran untuk solar akan dialihkan untuk batubara sehingga subsidi Pemerintah sangat jauh berkurang," katanya. Ia mengatakan, saat ini di tengah harga minyak dunia yang terus naik, sampai hari ini tercatat 110 dollar per barel maka ke depan PLN akan menghadapi persoalan yang tidak ringan dan harus dalam waktu singkat mulai melakukan terobosan dengan teknologi gasifikasi batubara itu. Kepala Puslit Tekmira Dr Bukin Daulay MSc, teknologi gasifikasi batubara yang beroperasi dalam skala kecil itu merupakan satu-satunya pembangkit listrik di dunia yang menggunakan teknologi gasifikasi batubara. "Teknologi ini bisa dikembangkan untuk pembangkit dengan kapasitas maksimal 3 Mega Watt, dan sangat cocok digunakan di daerah penghasil batubara seperti di Kalimantan dan Sumatera," katanya. Sementara Kepala Balitbang ESDM Neni Sri Utami mengatakan, berdasarkan penghitungan, pada PLTD dual fuel yaitu menggunakan gasifikasi batubara 65 persen dan solar 35 persen maka biaya produksi listrik hanya Rp1.167 per kWh dengan asumsi harga solar industri Rp7.480 per liter dan harga gas batubara 5 dollar per MMBtu. "Harga itu lebih rendah Rp1.057 per kWh dibanding dengan menggunakan solar 100 persen yang mencapai Rp2.224 per kWh," katanya. Ia juga mengungkapkan, selama operasi menggunakan dual fuel itu mesin beroperasi dengan normal dan tidak terdapat kelainan karakteristik, demikian juga setelah operasi ternyata tidak terdapat endapan atau kerak dalam ruang bakar mesin. Hadir pada acara itu Kepala Bakorwil Cirebon Drs H Nunung Sanuhri mewakili Gubernur Jawa Barat dan Wakil Bupati Cirebon H Nur Asyik. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008