Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengakui sulit mengendalikan harga berbagai komoditas primer yang terus melonjak di dalam negeri, karena terkait dengan pasar komoditas dunia yang kini dikuasai para manajer investasi atau "fund manager". "Sekarang ini harga komoditas dikendalikan `fund manager,` mereka-mereka yang biasa main di pasar modal dan saham," kata Dirjen Industri Agro dan Kimia (IAK) Depperin Benny Wahyudi usai raker dengan Komisi VI DPR-RI, di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, berdasarkan fakta di lapangan, para manager investasi telah menguasai dan memainkan peranan dalam naik turunnya harga komoditas primer terutama hasil pertanian dan perkebunan di dunia, sehingga saat ini harga cenderung melonjak, bukan lagi berdasarkan permintaaan dan pasokan. "Pemerintah bisa apa (mengendalikan harga komoditas), mereka (fund manager) memiliki dana hingga 500 miliar dolar, pemerintah tidak bisa apa-apa (mengendalikan harga)," katanya. Sedangkan perangkat peraturan yang ada di dalam negeri, sejauh ini, menurut dia, belum efektif menurunkan harga berbagai komoditas dunia itu di pasar dalam negeri. "Kita sudah membuat aturan mengenai pungutan ekspor (PE) dengan formula tertentu untuk CPO, bahkan kopi juga sudah kena (PE)," katanya. Namun, hal itu belum efektif setidaknya menurunkan harga minyak goreng sebagai produk hilir CPO di dalam negeri. Benny mengakui dengan penerapan PE tersebut setidaknya ada perbedaan harga antara harga komoditas yang mendorong para produsen maupun investor mengembangkan produk turunan lainnya yang memberi nilai tambah lebih besar. "Kalau ada perbedaan yang cukup menarik, pasti mereka akan membangun produk hilirnya," ujar Benny.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008