Beijing (ANTARA News) - Pihak berwajib China, Kamis, mengusir dua wartawan asing terakhir di Tibet. "Seorang pejabat penting mengancam akan membatalkan visa-visa kami," kata Georg Blume dari Jerman dalam wawancara telepon dari Lhasa dengan DPA, sebelum ia dan rekan Jermannya, Kristin Kupfer, digiring ke sebuah kereta api meninggalkan Tibet. Blume, koresponden mingguan Die Zeit di China dan sebuah suratkabar Berlin mengatakan ia dan Kupfer, seorang koresponden majalah Austraia, Profil,selama lima hari menolak perintah polisi agar mereka meninggalkan wilayah Himalaya itu setelah unjukrasa-unjukrasa dan kerusuhan meletus di Lhasa 14 Maret. "Kami diberitahu hari ini dengan intimidasi bahwa jika kami tidak pergi sekarang , kami akan menghadapi masalah-masalah besar terutama menyangkut visa-visa kami,"kata Blume, Kamis. Sebelumnya, James Miles, koresponden untuk majalah Inggris Economist diperintahkan meninggalkan Tibet dan beberapa wartawan Hongkong juga diusir, Senin. Usaha-usaha oleh kedubes Jerman dan dubes Uni Eropa di Beijing untuk membujuk Beijing agar mengizinkan para wartawan itu tetap berada di wilayah itu tidak berhasil. Aksi kekerasan yang melibatkan para pengunjukrasa pro kemerdekaan dan pasukan China bertepatan dengan ulang tahun ke-49 pemberontakan yang gagal di Tibet terhadap kekuasan China 10 Maret. Pemerintah pusat mengkonfirmasikan 13 orang tewas dalam kerusuhan di Lhasa, Jumat dan pemerintah Tibet di pengasingan mengkonfirmasikan paling tidak 80 orang tewas di sana. Kelompok-kelompok di pengasingan juga melaporkan korban tewas dalam aksi kekerasan di bagian-bagian lain Tibet serta di luar wilayah itu. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008