Denpasar (ANTARA News) - Pemerintah Ekuador tertarik untuk merintis jalinan kerjasama dalam bidang seni dan budaya dengan Indonesia terutama dari Bali. Namun untuk merealisasi kerjasama itu menghadapi kendala, karena Indonesia belum memiliki KBRI di Ekuador, kata Ketua Yayasan Seni "TRI PUSAKA CAKTI" Batuan Bali, I Nyoman Budi Artha, SS. MSi di Denpasar Jumat. Ia baru saja tiba dari Ekuador untuk memimpin tim kesenian Bali untuk ikut ambil bagian dalam festival internasional "Mujeres en La Danca" ke-6 di Ekuador yang berlangsung selama sebulan penuh sejak 6 Maret lalu. Keinginan besar dari pemerintah Ekuador untuk menjalin kerjasama di bidang seni dan budaya dengan Bali, terlihat dari undangan yang disampaikan untuk mengikuti aktifitas tahunan di negara tersebut. "Jika di Ekuador sudah ada KBRI akan memudahkan dan mempercepat proses kerjasama bidang seni budaya antara Bali dan Ekuador," ujar alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar itu. Budi Artha menambahkan, tim kesenian Bali serangkaian lawatan ke Ekuador mendapat sambutan meriah pada festival internasional "Mujeres en La Danca" ke-6 di negara tersebut. Kegiatan internasional yang melibatkan tim kesenian dari negara-negara di kawasan Eropa, AS dan Asia, termasuk Indonesia yang diwakili Bali menampilkan kesenian khas dari masing-masing negara. Budi Artha bersama tiga seniman andal Bali mewakili Indonesia dalam festival di Ekuador yang berlangsung selama tiga pekan, sejak 6 Maret lalu. Tiga anggota tim kesenian Bali lainnya masing-masing I Made Djimat, Ni Putu Sutarini dan Ni Wayan Sekariani selesai mengadakan lawatan di Ekuador melanjutkan perjalanan ke Colombia, guna mengadakan serangkaian pementasan di negara tersebut. Sementara Budi Artha sendiri kembali ke Bali, karena pementasan di Colombia cukup dilakukan oleh tiga orang, ujar Budi Artha. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008