Pekanbaru (ANTARA News) - Warga Kecamatan Pulau Burung, salah satu daerah tertinggal di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, meminta pemerintah untuk lebih memperhatikan pembangunan di daerah tersebut. Sejumlah warga di Pulau Burung, Jumat, mengatakan daerah tersebut termasuk daerah tertinggal karena sangat minim memperoleh sarana dan infrastruktur dari pemerintah. Akibatnya, sebagian warga setempat tergolong miskin, tidak memiliki akses untuk memperoleh air bersih dan hanya 10 persen yang sudah menikmati layanan listrik. "Daerah ini sulit berkembang karena masih terisolir," kata seorang warga setempat, Zulkifli (43). Kecamatan Pulau Burung memiliki luas sekitar 53.800 hektare dengan jumlah penduduk 23.000 jiwa yang tersebar di 15 desa. Pulau Burung merupakan salah satu daerah pesisir yang langsung berbatasan dengan Karimun, Kepulauan Riau. Akses menuju daerah tersebut baru bisa ditembus lewat jalur laut yang sulit dilalui ketika ombak besar. M Imron (29), yang juga warga, mengatakan sebenarnya ada proyek "multiyears" pembangunan jalan di pulau tersebut yang didanai provinsi. Namun, perkembangan proyek jalan yang sudah berjalan sejak tahun 2005 itu hingga kini baru sampai tahap pembukaan lahan. Padahal, ujarnya, warga sangat berharap jalan yang akan menghubungkan Kabupaten Pelalawan hingga Indragiri Hilir itu dapat menjangkau ke Pulau Burung. Dengan keberadaan jalan, ujarnya, warga dapat lebih mudah menjual komoditi kelapa yang menjadi andalan mata pencaharian di daerah itu. "Kalau ada jalan pasti ekonomi daerah ini bisa lebih maju," katanya. Jalan negara sepanjang 26 kilometer yang direncanakan menghubungkan Kabupaten Pelalawan dengan Indragiri Hilir itu hingga kini masih berupa tanah. Kondisi jalan banyak yang ambles, penuh lubang dan tak bisa dilalui setelah hujan. "Pembangunan jalan ini hanya mengejar proyek saja," keluh seorang petugas polisi setempat yang tidak mau dituliskan namanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008