Jakarta (ANTARA News) - Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) harus dapat menjadi `imam` untuk mengembangkan sektor agrowisata di tanah air yang memiliki potensi besar namun dianggap belum tergarap secara baik. "Departemen Pertanian yang siapkan objek wisata apa yang bisa ditawarkan sehingga bisa menjadi kunjungan wisata. Debudpar yang akan mengelola itu semua," kata Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Departemen Pertanian (Deptan), Djoko Said Damardjati, di Jakarta, Minggu. Menurut dia, Deptan sendiri sejak tiga tahun lalu sudah mencoba mengajak agen wisata untuk dapat menilai beberapa agro di Jawa dan Sumatera yang mungkin bisa "dijual". Dia mengatakan, memang ada tipikal acara khusus yang ditawarkan dan dibangun untuk agrowisata, tetapi selama ini selalu terhambat untuk pariwisata. Hal tersebut diakui karena kurangnya komunikasi antara Departemen Pertanian dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Djoko mencontohkan adanya Pasar Tani yang diciptakan oleh Deptan dan sudah secara rutin diadakan setiap Jumat pagi di Departemen Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, merupakan salah satu acara yang dapat mendukung agrowisata. Dan belum lama ini Deptan bekerjasama dengan Pesantren Darut Tauhid milik Abdulah Gymnastiar membuat pasar tani, di Jawa Barat. "Nanti kita juga akan adakan Pasar Tani di Taman Mini Indonesia Indah yang akan memasarkan produk pertanian. Selain itu, rencana kita untuk mengembangakan `Agro Park` yang dikembangkan di alam terbuka," ujar dia. Sementara itu, Direktur Produk Pariwisata Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Achyaruddin mengakui, sektor pertanian dapat menjadi tujuan pariwisata karena memiliki potensi wisata yang besar berkat produk tropis dan sub tropisnya. Namun, dia mengatakan, belum tersusunnya agrowisata dalam satu paket yang menarik dengan transportasi dan akomodasi yang lengkap membuat sektor ini belum berkembang dengan baik. Selain itu, masalah kurangnya biaya menjadi masalah lain untuk dapat mengembangkan agrowisata dalam satu paket menarik. Lebih lanjut, dia mengatakan, kesiapan para pemilik agro baik itu pelaku kecil dan besar untuk menjadikan tempatnya sebagai agrowisata sangat penting. Pemilik agro harus menyadari bahwa tempatnya memiliki peluang dari segi wisata selain bisnis pertanian. "Karena kami tidak bisa kalau tidak disediakan oleh perusahaan dan masyarakat sendiri. Pemerintah hanya menjadi fasilitator, tidak bisa membangun," ujar dia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008