Banda Aceh (ANTARA) - Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Myanmar Prof Iza Fadri menyatakan Pemerintah Indonesia sudah terjalin hubungan diplomasi cukup baik dengan Pemerintah Myanmar dan pihaknya terus mendorong serta mendukung rekonsiliasi nasional dan proses perdamaian di Negara Myanmar.

“Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung rekonsiliasi nasional dan proses perdamaian di Myanmar,” katanya pada acara “Training on Peace Process” yang dihadiri Delegasi Joint Ceasefire Monitoring Committe (JMC) Myanmar U Ko Ko Gyi beserta rombongan di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Rabu.

Ia menyampaikan, dalam rangka memperkuat hubungan dan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Myanmar, serta meningkatkan peran Indonesia dalam mendukung rekonsiliasi nasional dan proses perdamaian di Myanmar, KBRI Yangon menyelenggarakan Training on Peace Process pada tanggal 24-25 Juli 2019 di Aceh.

“Kita mengundang 10 perwakilan dari Joint Ceasefire Monitoring Committee (JMC) Myanmar. Pelatihan ini bertujuan untuk menyediakan platform peningkatan kapasitas di bidang negosiasi proses perdamaian, resolusi konflik, dan program rekonstruksi pasca-konflik,” jelas Iza

Baca juga: Myanmar perkenankan bantuan makanan masuki wilayah perang

Baca juga: Din: rekonsiliasi di Myanmar bermasa depan positif

Baca juga: Perdamaian Aceh jadi model penyelesaikan konflik di dunia


Rangkaian kengiatan tersebut katanya, bagian dari upaya Pemerintah Indonesia dalam membantu penyelesaian isu di Rakhine State serta daerah lainnya seperti Kachin State, Chin State dan Shan State yang terus menerus dilanda konflik.

Pemerintah Aceh menyatakan perdamaian antara Pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada, 15 Agustus 2005 di Helsingki Firlandia bisa menjadi model penyelesaian konflik yang terjadi di berbagai negara di belahan dunia.

“Tidak sedikit para peneliti dunia menjadikan Aceh sebagai laboratorium untuk mempelajari konflik dan perdamaian," kata Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik, Rahmat Fitri.

Delegasi JMC Myanmar U Ko Ko Gyi, Vice Chairperson of JMC-Union yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua People’s Party terlihat antusias untuk belajar mengenai proses perdamaian di Aceh.

Nota Kesepahaman yang ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia tersebut telah mengakhiri konflik bersenjata yang berlangsung selama 30 tahun lebih di "Bumi Serambi Mekkah"

Selama pelatihan, Delegasi JMC Myanmar berdiskusi dan berbagi best practices bersama para narasumber dari Aceh yang sangat pengalaman seperti Shadia Marhaban, Muhammad Nur Djuli, Munawar Liza Zainal, dan Amni Ahmad.

Delegasi JMC Myanmar juga diajak untuk mengunjungi tempat pemberdayaan ekonomi untuk para mantan kombatan GAM yang dikelola oleh Muslahuddin Daud di Lamteuba, Aceh Besar.

Para peserta pelatihan tersebut juga dijadwalkan akan melakukan kunjungan ke Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al Haytar, selaku pimpinan adat yang dituakan di provinsi itu.

Pewarta: Irman Yusuf
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019