Jakarta (ANTARA News) - Maybank menyatakan telah memasuki periode perjanjian jual-beli bersyarat (sale and purchase agreement/SPA) untuk mengakuisisi 100 persen saham konsorsium Sorak Financial Holdings Pte Ltd (Sorak) senilai sekitar 1,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp13,5 triliun. Harga transaksi tersebut merupakan kesepakatan antara kedua belah pihak, kata Maybank dalam sebuah pernyataannya, Rabu. Dengan demikian, lanjutnya, hal itu akan melempangkan jalan bagi grup jasa keuangan terbesar Malaysia itu menjadi pemegang saham pengendali Bank Internasional Indonesia (BII). Saham konsorsium Sorak, 75 persen dimiliki oleh Financial Fullerton Financial Holdings Pte. Ltd., sebuah anak perusahaan yang seluruhnya dimiliki oleh Temasek Holdings (Private) Limited, dan 25 persen sisanya dikuasai oleh Kookmin Bank, Korea Selatan. Sorak merupakan pemegang sekitar 56 persen kepemilikan saham di BII. Sebagai akibat transaksi ini, Maybank akan melakukan penawaran tender (tender offer) untuk sisa 44,3 persen saham BII yang dikuasai investor lainnya di luar konsorsium Sorak. Jumlah saham yang akan di-"tender offer" tersebut nilainya diperkirakan mencapai 1,2 miliar dolar AS, sehingga total nilai akuisisi BII tersebut menjadi sekitar 2,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp24,3 triliun. Maybank adalah satu dari beberapa institusi keuangan global yang berpartisipasi dalam persaingan penawaran akuisisi kepemilikan Temasek Holdings di BII. BII adalah perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menempati peringkat keenam terbesar di Indonesia berdasarkan nilai asetnya. BII beroperasi dalam semua segmen utama perbankan (corporate banking, SME/commercial banking, consumer banking and wealth management) . "Kami sangat gembira dengan hasil ini dan semangat untuk bergerak maju memberikan nilai yang signifikan bagi BII. Ini memberikan landasan luar biasa bagi kami untuk berperan besar dalam peluang pertumbuhan dengan risiko eksekusi yang terbatas, digabung dengan basis fundamental yang kuat dari perekonomian Indonesia," kata pejabat CEO Maybank Aminuddin Md Desa. "Tim manajemen yang ada sekarang juga memiliki pengalaman yang tinggi dan secara strategis sejalan dengan aspirasi Maybank di Indonesia," tambahnya. Sementara direktur Fullerton Financial Holdings Tow Heng Tan mengatakan Maybank merupakan sebuah institusi keuangan yang mapan dengan rekam jejak yang baik di Malaysia. "Kami yakin hal itu akan memberikan kekuatan kepada BII untuk mendorong pertumbuhannya dalam fase perkembangan berikutnya." Bank Sentral Malaysia (Bank Negara Malaysia) telah memberikan persetujuan atas rencana akuisisi ini. Kesepakatan pembelian saham ini sekarang tinggal menunggu persetujuan dari Bank Indonesia dan pemegang saham Maybank. Maybank telah menunjuk Aseambankers dan BNP Paribas sebagai penasehat untuk akuisisi ini. (*)

Copyright © ANTARA 2008