Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal perdagangan Jumat mengalami koreksi tipis setelah empat hari mengalami kenaikan berturut-turut. Hingga pukul 10.00 JATS IHSG turun tipis 1,287 poin (0,02 persen) untuk berada di posisi 2.450,758, sedangkan indeks LQ45 juga juga bergerak negatif, minus 0,329 poin (0,06 persen) ke level 525,842. Analis Riset PT Valbury Asia Securities, M Alfatih, mengatakan pergerakan indeks yang positif sejak empat hari berurut-turut (19/3) telah mengalami koreksi. Penurunan indeks di awal perdagangan ini akibat terkoreksinya beberapa saham unggulan, seperti Tambang Batubara Bukit Asam turun Rp50 menjadi Rp10.100, Astra Internasional melemah Rp200 ke posisi Rp24.000, Bank BII tertekan Rp10 ke level Rp460 dan Tambang Timah turun Rp50 ke harga Rp29.950. Selain itu, penurunan bursa Wall Street AS, pada Kamis malam, juga memberi sentimen negatif pasar di awal perdagangan. Bursa Wall Street AS dengan Indeks Dow Jones Industrial Average pada Kamis malam ditutup turun 120,40 poin (0,97 persen) menjadi 12.302,46 akibat kekhawatiran laba perbankan yang terpukul oleh krisis perumahan AS dan penurunan laba raksasa teknologi Oracle dan Google. Namun, Alfatih masih melihat indeks BEI memiliki ruang untuk melanjutkan penguatan karena dorongan dari internal saham. Laporan keuangan beberapa saham unggulan yang menunjukkan kinerja bagus masih akan menjadi pendorong indeks, katanya. Sedangkan dari ekonomi dalam negeri juga masih menunjukkan arah positif. "Tekanan inflasi pada Maret ini diperkirakan turun, sehingga akan menjadi sentimen positif," tambahnya. Beberapa saham unggulan yang masih mendorong indeks untuk berpotensi naik adalah saham Bumi Resources menguat Rp50 menjadi Rp6.150, Gas Negara naik Rp50 ke posisi Rp14.250, Aneka Tambang terangkat Rp75 ke posisi Rp3.525, Bank Niaga melangkah Rp10 ke harga Rp760, Astra Agro Lestari melambung Rp200 ke Rp26.900 dan Internasional Nickel menguat Rp150 menjadi Rp7.200.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008