Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertanian (Deptan) memperkirakan produksi padi nasional selama puncak musim panen 2008, atau periode Maret-April, mencapai 19,3 juta ton gabah kering giling (GKG). Dirjen Tanaman Pangan Deptan, Sutarto Alimuso, di Jakarta, Jumat, menyatakan produksi padi sebesar itu diperoleh dari panen seluas 4,12 juta hektar (ha) selama dua bulan tersebut. "Pada bulan April 2008 akan terjadi panen di Jabar, Jateng, Jatim, Banten, Sulsel, NTB, Lampung dan Sumsel," katanya. Diperkirakan pada panen April mendatang Jawa Barat akan menyumbang luas panen 362 ribu ha, Jawa Tengah 299 ribu ha, Jawa Timur 298 ribu ha, Banten 79 ribu ha, sementara areal panen padi di Sulsel seluas 151 ha, NTB 83 ribu ha, Lampung 123 ribu ha dan Sumsel mencapai 163 ribu ha. Sutarto mengatakan, produksi padi selama dua bulan puncak musim panen 2008 tersebut sekitar 80 persen dari produksi Januari-April tahun ini yang diperkirakan 25,7 juta ton GKG dengan luas panen 5,52 juta ha. Mengutip angka ramalan I Badan Pusat Statistik (BPS) 2008, dia mengatakan, produksi padi selama 2008 diperkirakan 58,26 juta ton GKG serta luas panen 12,29 juta ha dengan produktivitas 4,73 ton/ha. Setelah dikurangi untuk keperluan benih, pakan ternak, penyusutan dan lain-lain, maka beras yang tersedia sekitar 33 juta ton. Jika jumlah penduduk Indonesia 227,78 juta jiwa serta konsumsi per kapita 139,15 kg maka kebutuhan beras untuk konsumsi sebesar 31,69 juta ton. Oleh kakrena itu, pada tahun ini akan ada surplus 1,30 juta ton, di luar sisa stok akhir tahun baik yang ada di Bulog maupun di masyarakat. Sementara itu, untuk mengantisipasi anjloknya harga gabah yang sering terjadi saat musim panen, Sutarto mengatakan, Bulog sebagai instrumen pemerintah mesti melakukan pembelian gabah petani sebanyak-banyaknya. Selain itu, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten juga bisa berperan melakukan pembelian gabah petani dengan menggunakan dana APBD. Dia mengungkapkan, saat ini sejumlah pemda telah melakukan pembelian gabah petani seperti Kabupaten Karanganyar dan Banjarnegara Jateng serta Bantul Yogyakarta.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008