Athena (ANTARA News) - Obor Olimpiade Beijing hari Minggu diserahkan kepada Cina dalam suatu upacara di Athena yang dijaga ketat, dengan Pemerintah Yunani mencemaskan terulangnya protes anti-Cina pada arak-arakan obor Olimpiade hari ketujuh di Yunani. Polisi Yunani melakukan pengaanan ketat, dengan menurunkan 2.000 petugas yag berpatroli di kota tersebut, sementara aktivis pro-Tibet dan kaum sayap kiri Yunani melakukan protes sporadis di sepanjang jalan yang dilalui obor itu. Pembatasan ketat juga diterapkan terhadap liputan media terhadap arak-arakan obor itu, saat arak-arakan obor memasuki kota legenda Yunani, Acropolis hari Sabtu, sementara arak-arakan terakhir melalui kota athena dipersingkat beberapa jam sebelum obor diserahkan kepada para pejabat Cina. "Kami mengubah program itu," kata jurubicara Komite Olimpiade Hellenic, Tassos Papachristou kepada AFP. "Obor itu kini hanya melalui jalan yang singkat di pusat Athena sebelum (upacara penyerahan) pada pukul 03.00 waktu setempat (12.00 GMT atau 19.00 WIB)," katanya. Protes sporadis terjadi di sepanjang rute arak-arakan obor Olimpiade di Yunani akhir pekan ini. Protes tersebut dimulai 24 Maret di kota kuno Olympia, dengan tiga anggota kelompok kebebasan pers, Reportes Tanpa Perbatasan )RSF), menganggu upacara penyalaan obor dan salah satu dari mereka membentangkan bendera dengan lingkaran Olimpiade diganti dengan belenggu, di belakang pejabat terkemuka penyelenggara pesta olahraga tersebut, Liu Qi, sebelum ia berbicara. Dengan menembus barisan keamanan di kota kecil tersebut, sekelompok aktivis Tibet juga melancarkan protes jalanan di Olympia beberapa saat kemudian. Para pemrotes juga berusaha berdemonstrasi pekan ini, ketika obor itu memasuki kota-kota Salonika dan Volos di Yunani, tetapi demonstrasi itu dapat dicegah oleh polisi. Polisi menghentikan 20 demonstran yang membentangkan spanduk di Volos, Yunani tengah, menangkap satu orang, sementara sekitar 10 aktivis Denmark juga dihalangi di sekitar 70 Km di luar kota Karissa. Kelompok sayap kiri Yunani juga dapat dicegah mengibarkan bendera di Athena Sabtu. Cina mendapat tekanan internasional yang semakin meningkat, setelah melakukan tindak kekerasan terhadap para pemrotes di ibukota Tibet, Lhasa dan propinsi-propinsi Cina yang berbatasan dengan kawasan Himalaya. Menurut kelompok aktivis Tibet, 135-140 orang Tibet tewas dalam kerusuhan beberapa pekan. Cina mengatakan para perusuh menewaskan 18 penduduk sipil dan dua petugas polisi. Pada konferesi pers hari Sabtu, Sekretaris Jenderal Panitia Penyelenggara Olimpiade Beijing, Wang Wei, menyatakan bahwa kerusuhan itu "didalangi". "Orang belum diberi kebenaran ... Kebenaran itu adalah kerusuhan, yang didalangi oleh sekelompok kecil orang," kata Wei, seraya menambahkan bahwa setiap kerusuhan terhadap pada biksu dilakukan dalam protes di luar perbatasan Cina. "Bila beberapa minoritas kecil ... suatu super minoritas ingin menunjukkan ini merupakan masaah mereka, maka masalah itu bukanlah masalah Olimpiade," kata ketua Komite Olimpiade Helleic (HOC), Minos Kyriakou. Ketika obor Olimpiade memasuki Athena hari sabtu, beberapa puluk anggota kelompok Hak Asasi Manusia Tibet dan Falungong -- suatu gerakan spiritual yang dilarang di Cina -- melancarkan protes damai di bawah Acropolis terhadap tindakan kekerasan Cina di Tibet dan penyelenggaraan Olimpiade di Beijing bulan Agustus. "Kami tdak bermaksud menghentikan orang berdemonstrasi, tetapi mencegah suatu insiden yang menganggu arak-arakan obor," kata Jurubicara HOC, Papachristou. Suatu iring-iringan polisi dan pelari pengawal obor mendampingi obor itu di trek ketujuhnya melalui Yunani. Sekitar 20.000 orang diduga menyaksikan penyerahan obor itu secara resmi hari Minggu di Stadion Panathinaiko, Athena, tempat Olimpiade modern pertama kali diselenggarakan 1896. Para penonton digeledah saat memasuki stadion dan semua spanduk dan bendera, pertanda atau benda-benda yang dapat dilemparkan disita, kata polisi. Perjalanan obor itu ke Beijing merupakan yang terpanjang hingga kini, yakni berlangsung selama 130 hari dan melalui jalan sepanjang 137.000 Km di seluruh dunia. Sebagian besar dari perjalanan itu akan berlangsung di daratan Cina, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008