Ngawi (ANTARA News) - Akibat meluapnya sungai Bengawan Madiun sebagian wilayah di Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, lagi-lagi dilanda banjir, rumah warga dan persawahan tergenang, bahkan jalur alternatif Madiun-Ngawi terputus. Wartawan ANTARA di Ngawi, Minggu, melaporkan desa di kecamatan Kwadungan yang terendam banjir setinggi sekitar 50 cm antara lain Desa Simo, Sumengko, Tirak, Dinden, Purwosari, dan Kendung. Melihat kondisi itu, warga mendesak pemerintah untuk segera membangun tanggul di sepanjang Bengawan Madiun. "Itu adalah banjir yang keenam sejak awal Januari 2008 yang lalu. Banjir disini datangnya cepat, namum surutnya lama akibat debit air Bengawan Madiun terus meningkat. Agar wilayah di sini aman dari banjir sebaiknya pemerintah segera membangun tanggul," kata warga desa Purwosari, Warsito. Menurut dia, air mulai naik ke perkampungan dan areal persawahan sejak Sabtu malam (29/3) hingga saat ini. "Jika banjir terus berlanjut dan merendam areal pertanian, tidak menutup kemungkinan, padi yang baru saja ditanam akan mati. Untuk itu, kami berharap pemerintah segera bisa mengatasai banjir yang terus terjadi di Ngawi," katanya. Senada dengan itu, warga desa Simo kecamatan Kwadungan, ibu Parni (60) mengatakan air mulai datang dan menggenangi pada Minggu pagi sekitar jam 07.00 WIB. Walaupun sudah terjadi banjir, pihaknya belum mau untuk mengungsi. Ia lebih memilih bertahan dirumahnya dan memindahkan perabotannya ke tempat yang lebih tinggi untuk antisipasi jika air semakin tinggi. "Banjir saat ini masih kecil dibandingkan dengan banjir yang terjadi pada akhir 2008 dan awal tahun 2008 yang lalu. Di wilayah sini sudah biasa terjadi banjir kiriman dari Bengawan Madiun terutama sehabis hujan deras. Soalnya di sini tidak ada tanggul," katanya. Permintaan pembuatan tanggul juga dilontarkan warga kelurahan Ketanggi kecamatan kota Ngawi yang saat ini berada disepanjang bantaran Bengawan Madiun. Pasalnya wilayah tersebut juga menjadi daerah langganan banjir. Sementara itu, Kepala Desa Simo, kecamatan Kwadungan, Djuri mengatakan, saat ini tanggul memang sangat diperlukan. Hal tersebut terjadi akibat disepanjang Bengawan Madiun yang melintasi kecamatan Kwadungan tidak ada tanggul pengaman, sehingga bisa dipastikan, setiap air Bengawan Madiun tinggi akibat hujan deras, wilayah Kwadungan selalu terendam. "Kwadungan sudah langganan banjir setiap musim penghujan. Setiap Bengawan Madiun tinggi, air pasti luber ke pemukiman, jalan dan sawah-sawah di Kawadungan," katanya. Menurut dia, wilayah Kwadungan yang bebas dari banjir hanya dua desa yaitu Desa Budug dan Warok Kalong yang berbatasan dengan Desa Kajang Kabupaten Madiun. Pasalnya, tanggul yang ada saat ini berakhir didesa Warok Kalong. "Pembangunan tanggul Bengawan Madiun terputus di Desa Warok Kalong. Setelah itu, keadaan air sungai pasti meluber kemana-mana, karena setelah Warok Kalong sudah tidak ada tanggul. Yang ada hanya plensengan tanah yang dipakai warga untuk bercocok tanam," katanya. Lebih lanjut ia menjelaskan, pihaknya mengimbau kepada Pemerintah Kabupaten Ngawi agar segera membangun tanggul di sepanjang daerah pinggiran Ngawi yang dilewati Bengawan Madiun. Pasalnya, banjir telah mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Selain infrastruktur dan pertanian yang rusak, aspek ekonomi warga juga terganggu. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008