Washington (ANTARA News) - Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA), Michael Hayden, memperingatkan, Minggu, Al-Qaeda sedang melatih anggota-anggota yang "bertampang Barat" dan bisa memasuki AS tanpa terdeteksi untuk melakukan serangan teroris. Memnurut Jendral Hayden, jaringan teror itu dalam 18 bulan terakhir telah mendirikan sebuah tempat aman di kawasan suku sepanjang perbatasan Afghanistan-Pakistan, tempat mereka mempersiapkan gerilyawan untuk melakukan serangan-serangan terhadap Barat. "Mereka membawa anggota ke kawasan itu untuk menjalani latihan -- anggota yang, dalam istilah saya, tidak akan menarik perhatian anda jika mereka melewati tempat pemeriksaan bea-cukai di Dulles (bandara dekat Washington DC) bersama anda," kata Hayden kepada televisi NBC. Anggota-anggota yang baru direkrut itu "bertampang Barat" dan "akan bisa datang ke negara ini... tanpa menarik perhatian seperti yang lain," katanya, seperti dikutip AFP. Dalam penilaian tahunan mengenai ancaman yang disiarkan pada Februari, intelijen AS melaporkan bahwa mereka mendeteksi kedatangan anggota-anggota Barat yang baru direkrut ke tempat aman Al-Qaeda di kawasan suku yang berada di bawah kekuasaan pemerintah federal Pakistan sejak 2006. Hayden mengatakan, teknik intelijen di kawasan itu meningkat berkat "kerja sama yang baik dari berbagai sekutu" yang diterima CIA di daerah-daerah suku Pakistan. Hayden juga menekankan bahwa meski ia yakin pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden masih bersembunyi di dekat perbatasan Afghanistan-Pakistan, pejuang kelahiran Arab Saudi itu tidak lagi memiliki kendali operasi atas jaringan tersebut. Kendali itu kini berada di tangan gerilyawan-gerilyawan Mesir, menurut Hayden, namun ia menyatakan bahwa Osama masih tetap sebagai "tokoh pujaan" dan CIA melakukan segala sesuatu untuk "membunuh atau menangkap" pemimpin Al-Qaeda tersebut dan pembantu-pembantu utamanya. Orang kedua Al-Qaeda adalah pejuang keturunan Mesir, Ayman Al-Zawahiri, yang disebut direktur intelijen nasional AS Michael McConnell pada September lalu sebagai "pemimpin intelektual nyata Al-Qaeda". Hayden mengatakan bahwa Osama, Zawahiri dan yang lain masih tetap sebagai sasaran utama pasukan AS. "Secara operasional, kami melakukan segala upaya untuk membunuh atau menangkap para pemimpin mereka dari atas ke bawah," katanya. Osama mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan 11 September 2001 di AS yang menewaskan hampir 3.000 orang dan mendorong invasi pimpinan AS ke Afghanistan. (*)

Copyright © ANTARA 2008