Beijing (ANTARA News) - Pemerintah China akan tetap melanjutkan kebijakan uang ketat sebagai upaya menjawab perubahan ekonomi domestik dan dunia, demikian dinyatakan Bank sentral China, People's Republik of China (PBOC). "Dalam pertemuan komite kebijakan keuangan rutin kuartal pertama diputuskan bahwa situasi ekonomi dan finansial China tetap stabil," demikian situs PBOC, seperti dikutip Xinhua, di Beijing, Selasa. Indeks harga konsumen (IHK) meningkat 8,7 persen pada tahun ke tahun selama Februari, suatu lonjakan besar selama hampir 12 tahun dan berada di atas target tahunan sebesar 4,8 persen yang ditetapkan oleh pemerintah pusat untuk tahun 2008. Kondisi di dalam negeri, negera menghadapi tekanan dari sebuah munculnya investasi aset tetap, serta likuiditas dan pasokan percepatan kredit. Seperti halnya terjadinya krisis kredit, tidak menentunya serta resiko dari perekonomian global juga telah meningkatkan kebijakan itu. Preferensi kredit akan diberikan kepada sektor-sektor yang membaik secara relatif seperti bidang pertanian, tenaga kerja, pendidikan, serta untuk perusahaan berskala kecil-menengah. Bank Sentral juga akan melanjutkan perbaikan rata-rata pertukaran mata uang asing dengan cara "pro-aktif, dapat dikelola, serta dengan cara bertahap", ketika memenuhi pasar untuk memainkan peranan penting dalam memutuskan kurs. Langkah yang akan diambil Bank Sentral adalah juga memperkenalkan suatu bentuk yang lebih fleksibel untuk kurs pertukaran renmimbi (mata uang China) dan menjaga agar tetap stabil pada tingkatan yang masuk akal serta seimbang. "Perbaikan rejim pengelolaan pertukaran mata uang asing sebaiknya juga dilakukan," sebut komite tersebut. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008