Tokyo (ANTARA News) - Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda di Tokyo, Rabu, menegaskan, Jepang semestinya bersikap tenang dalam menyikapi kasus kerusuhan di Tibet, apalagi sampai melakukan boikot dalam acara pembukaan olimpiade Beijing yang akan berlangsung pada musim panas tahun 2008. Hal itu disampaikan PM Fukuda menyikapi tuntutan keras dari sebagian anggota partainya, Liberal Democratic Party (LDP), menyusul sikap Cina yang bertindak keras dalam memadamkan kerusuhan Tibet, demikian Kyodo. "Saat ini pemerintah Cina sedang menyelesaikan kasusnya. Saya pikir negara kita tidak semestinya mengatakan apakah kita berpartisipasi atau tidak di olimpiade Beijing," katanya. Para anggota legislatif LDP yang membidangi hubungan luar negeri telah mendesak pemerintah untuk memastikan sikapnya atas kebijakan Cina yang dinilai keterlaluan dalam menangani situasi di Tibet. Mereka juga menyebutkan kondisi di Tibet menjadi tidak jelas, karena Cina melarang media asing memasuki Tibet. Jepang sendiri pernah memboikot Olimpide Moskow tahun 1980. Sementara itu, Kaisar Jepang Akihito dan anggota kerajaan dari Tahta Seruni itu dikabarkan tidak akan menghadiri kegiatan Olimpiade Beijing, seperti yang dikatakan pejabat pemerintah Jepang. Alasan yang disampaikan, karena situasinya tidak memungkinkan bagi Kaisar dengan peristiwa yang berlangsung di Tibet, serta persoalan lainnya yang menghantui hubungan kedua negara seperti masalah makanan Gyoza (pangsit) beracun dari China, dan perselisihan ladang gas antara yang hingga kini belum menemukan titik terang. "Kami merencanakan untuk menyarankan agar anggota kerajaan tidak pergi," demikian kata seorang pejabat pemerintah seperti dikutip Sankei Shimbun, Rabu. PM Cina sendiri telah mengundang Kaisar Akihito dan anggota keluarga kerajaan lainnya untuk hadir dalam acara pembukaan Olimpiade Beijing Agustus mendatang, saat Wen Jiabao mengunjungi Jepang tahun lalu. Dari Kementerian Luar Negeri Jepang sendiri menyatakan, belum ada keputusan resmi soal jadi tidaknya Kaisar ke Beijing. Kaisar dan Permaisuri Michiko terakhir berkunjung ke Cina pada tahun 1992.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008