Semarang (ANTARA News) - Ketua Fraksi PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, mengatakan usulan Budiono sebagai calon tunggal Gubernur BI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke DPR merupakan rekruetmen cagub BI yang boleh dikatakan "memancing ikan di aquarium". "Apakah hanya satu orang saja yang dianggap mampu, sehingga terkesan Indonesia sangat miskin kandidat yang mampu sebagai calon Gubernur BI yang berkompetensi dan berintegritas tinggi," kata Tjahjo Kumolo di Semarang, Rabu, sebelum bertolak ke Jakarta. Ia mengakui, kelebihan Budiono berlatar belakang pernah jadi salah satu direktur Bank BI, memahami persepsi perbankan di Indonesia, bicaranya sangat terbatas, dan kompetensi keilmuannya memadai. Tetapi, kata Tjahjo, kekurangan Budiono apakah benar dia termasuk yang merancang liberalisasi perbankan pada 19 Juli 2007. Dia (Budiono) pernah menyatakan bahwa pemerintah tidak pernah menerapkan konsensus Washington. Sementara Presiden Yudhoyono mengakui pada saat itu pemerintah menerapkan konsensus, tetapi dengan penyesuaian. "Tampilnya cagub BI ini membuktikan bahwa pemerintah sudah memenangi pertarungan sebelum tahun 2009. Dan, tampilnya calon tunggal dari usulan Presiden mengindikasikan bahwa kewenangan DPR dipasung dan ditekan karena tidak punya pilihan," katanya. Dikatakannya, hal ini bertentangan dengan esensi demokrasi itu sendiri. Walaupun undang-undang BI tidak dilanggar oleh Presiden. Dalam konteks pencalonan Gubernur BI oleh Presiden, lembaga kepresidenan justru menerapkan demokrasi artisial, dan demokrasi prosedural, padahal 'user' BI adalah DPR dan Pemerintah. Di balik ini, katanya, DPR ditekan apabila tidak memilih Budiono akan dituding menciptakan ketidakpastian pasar dan memberi pertanda buruk bagi pasar. (*)

Copyright © ANTARA 2008