New York (ANTARA News) - Afrika Selatan (Afsel) mulai awal hingga akhir April ini bertugas menjadi presiden Dewan Keamanan (DK) PBB dan akan mengusung penguatan kerjasama antara PBB dan organisasi-organisasi regional sebagai fokus utama -- tema yang juga menjadi kunci bahasan ketika Indonesia memimpin Dewan bergengsi itu pada November 2007 lalu. Duta Besar Afsel untuk PBB, Dumisani S. Kumalo, saat memaparkan program DK-PBB bulan April kepada para wartawan di Markas Besar PBB, New York, Rabu, menyebut dua pertemuan besar yang akan digelar dalam upaya memperkuat hubungan PBB dengan Uni Afrika dan organisasi-organisasi kawasan lainnya. Pada 16 April, kata Kumalo, sebuah pertemuan `historis` akan diadakan antara para duta besar 15 negara anggota PBB dengan duta besar dari 15 Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika. Sementara pada 17 April, Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki akan memimpin debat terbuka untuk membahas hubungan antara Uni Afrika serta organisasi kawasan lainnya dengan PBB. Sidang pada 17 April yang juga akan membahas konflik-konflik di Afrika sebagai fokus, direncanakan akan dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara. Kumalo mengatakan, pemerintah negaranya telah mengirimkan undangan kepada para kepala negara/pemerintahan 15 negara anggota Dewan PBB dan 15 negara anggota Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika. Selain itu undangan berkaitan dengan sidang pada 17 April juga telah dilayangkan kepada pemimpin negara-negara Afrika yang terkait dengan agenda pembahasan DK-PBB untuk bulan April. Saat ini, 15 anggota DK-PBB terdiri dari 10 anggota tidak tetap, yaitu Indonesia, Afrika Selatan, Vietnam, Panama, Italia, Belgia, Kosta Rika, Libya, Kroasia serta Burkina Faso; dan lima anggota tetap dengan hak veto yaitu AS, Inggris, Perancis, Rusia dan China. Menurut Dubes Afsel, PM Italia, Wakil Presiden Panama, Presiden Gabon, Presiden Somalia dan Presiden Pantai Gading telah menyatakan akan menghadiri sidang 17 April sementara Presiden Sudan juga dimungkinkan untuk hadir. Sejauh ini, sekitar 80 persen masalah yang muncul menjadi pembahasan di Dewan Keamanan PBB adalah menyangkut konflik-konflik di kawasan Afrika. Kepada para wartawan, Kumalo mengaku bahwa DK-PBB telah sekian lama membahas masalah Afrika namun berbuat hanya sedikit secara konkret. Karena itu, ujarnya, Afrika Selatan dalam masa kepemimpinannya sebagai presiden Dewan Keamanan PBB selama bulan April akan mencoba memperbaiki situasi. Selain konflik di Afrika, selama bulan April beberapa masalah lain juga akan dibahas, antara lain soal Pengadilan Khusus di Lebanon, keberadaan Misi Administrasi PBB di Kosovo (UNMIK), Irak, Siprus, Somalia, dan Myanmar. Soal Myanmar, Dewan Keamanan kemungkinan akan mengeluarkan Pernyataan Presiden DK-PBB. Kumalo mengatakan belum ada rancangan Pernyataan Presiden DK yang diedarkan namun menurutnya delegasi Amerika Serikat sedang menyusun elemen-elemen yang akan dimuat dalam rancangan. Rancangan Presiden Dewan Keamanan juga belum diketahui apakah akan memusatkan pada pemilihan umum yang akan berlangsung di Myanmar atau apakah DK-PBB akan mengeluarkan mandat bagi pengawasan terhadap Pemilu Myanmar tersebut. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008