Semarang (ANTARA News) - Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yakin sejumlah partai kelak menjagokan dirinya sebagai calon presiden tahun 2009, terutama partai-partai kecil dan partai menengah. "Partai-partai besar akan mengusung calonnya sendiri. Sejumlah partai kecil menyatakan mendukung pencalonan saya dan partai menengah nantinya juga mendukung," katanya di Semarang, Kamis. Didampingi mantan Pangdam IV/Diponegoro Yusuf Kartanegara, tokoh Jateng Soeparto Tjitrodihardjo dan Ismangoen, serta para pendukungnya, Sutiyoso mengatakan setelah selesai menjadi Gubernur DKI pada 2007, tidak memungkinkan ia membangun partai baru untuk kendaraan Pilpres 2009. Mendirikan partai baru membutuhkan biaya dan energi besar, sehingga bila dipaksakan, menurut dia, akan menyedot konsentrasi dan menghabiskan energi karena itu nantinya akan mengandalkan dukungan partai-partai. "Dukungan datang dari partai-partai kecil, terutama partai yang baru lahir. Dukungan juga mengalir dari sejumlah tokoh, ulama, intelektual, dan senior saya, seperti Pak Try Soetrisno dan Pak Syarwan Hamid," katanya. Kepada belasan wartawan, Sutiyoso menegaskan, rencananya maju sebagai capres sama sekali karena tidak ingin memperoleh kekuasaan besar. "Saya tidak gila jabatan. Bisa melewati masa lima tahun jadi Gubernur DKI Jakarta tanpa dilengserkan di tengah jalan, saya sudah bersyukur kepada Allah," kata Sutiyoso yang akhirnya menjabat Gubernur DKI Jakarta selama dua periode itu. Ia pesimistis bahwa parlemen nantinya mau mengakomodasi capres dan cawapres perseorangan karena dalam Pasal 6 A UUD 1945 memang disebutkan capres dan cawapres diusulkan partai atau gabungan partai. Dalam UUD 1945, kata Sutiyoso, memang tidak ada aturan yang menyebutkan kepala daerah harus diusung partai, sehingga calon perseorangan akhirnya diakomodasi bisa mengikuti pilkada. "Selain itu, munculnya calon presiden independen nantinya juga bakal diadang partai-partai," katanya. Sutiyoso mengkritik wacana yang mendorong tampilnya capres muda. "Jangan ada dikotomi (capres) tua dan muda. Pilih mana, tua tapi sehat atau muda sakit-sakitan," katanya. Ia kemudian menantang para wartawan dan pendukungnya lari dari Hotel Pandanaran tempat konferensi pers berlangsung hingga Simpanglima yang sekitar berjarak 1,5 km. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008