Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar secara resmi menyatakan penolakan terhadap desakan agar dirinya mundur sebagai pimpinan PKB. "Saya menyatakan tidak akan pernah mundur sampai berakhir 2010 nanti, karena periode kepengurusan kita adalah 2005-2010," katanya di hadapan ratusan kader garda bangsa dan DPC PKB se-DKI Jakarta, di kantor DPP PKB Jakarta, Jumat. Dalam pernyataan sikap resminya tersebut, Muhaimin didampingi oleh sejumlah fungsionaris DPP PKB, diantaranya Abdul Kadir Karding (Ketua DPP), Ahmad Niam Salim (Ketua DPP) dan Nursyahbani Katjasungkana (Ketua DPP). Muhaimin menjelaskan bahwa sikap tegas itu diambilnya setelah dirinya melakukan shalat istikharah serta berkonsultasi dengan sejumlah kiai di berbagai daerah. Dia juga mengatakan bahwa sikap menolak tuntutan mundur tersebut akan segera disampaikan kepada Ketua Dewan Syura PKB, Abdurrahman Wahid (Gus Dur). "Malam ini (Jumat, 4/4) atau besok pagi (Sabtu, 5/4) saya akan sampaikan sikap ini pada Gus Dur," katanya. Sebelumnya rapat gabungan Dewan Tandfidz dan Dewan Syura PKB memutuskan untuk meminta agar Muhaimin Iskandar mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum DPP PKB. Muhaimin menegaskan bahwa permintaan mundur dirinya tersebut tidak pada tempatnya dan juga melanggar aturan AD/ART PKB karena yang bisa melakukan pencopotan pimpinan PKB itu hanyalah muktamar. "Karenanya saya tegaskan, saya akan meneruskan memimpin PKB sesuai amanah muktamar hingga tahun 2010," katanya. Mengenai penyebab konflik baru di PKB saat ini, Muhaimin yang juga Wakil Ketua DPR itu menyatakan bahwa persoalan ini akibat ambisi pribadi-pribadi tertentu di PKB saja. Oleh karena itu, penyelesaian persoalan internal PKB tersebut bukan pada mundur atau tidaknya ia dari Ketua Umum PKB, melainkan pada sistem kepartaian yang tidak efektif dan harus dibenahi. PKB, katanya, tidak boleh diobok-obok oleh siapa pun. Sementara terhadap sejumlah oknum yang dicurigainya sebagai penyebab kemelut, Muhaimin hanya mengingatkan DPP PKB agar tidak menggubris lagi berbagai pernyataan dan prilaku mereka.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008