Jakarta (ANTARA News) - Penolakan Dubes Belanda untuk Indonesia, Nicolaos Van Dam, meminta maaf soal beredarnya film "Fitna" yang diproduksi anggota parlemen Belanda, Geert Wilders membuat Brigade Hizbullah berencana memboikot produk Belanda. "Mereka keterlaluan, meski telah dikecam oleh seluruh umat Islam, mereka tetap tidak mau meminta maaf. Ini tantangan buat muslim dunia, memang Islam itu adalah rahmatan lil-alamin. Tapi kalau harkat dan martabatnya diinjak, ya harus membela diri," ujar Komandan Brigade Hizbullah Ferry Afriansyah Noor kepada pers di Markas Pusat Hizbullah di Jakarta, Jumat. Untuk itu, Ferry menyerukan kepada seluruh muslim di Indonesia untuk melakukan pemboikotan produk Belanda. "Kalau memang pemerintah Belanda punya niatan baik terhadap ummat Islam, seharusnya mereka bisa dong melakukan tekanan terhadap Geert dan partainya untuk minta maaf. Faktanya, hingga saat ini tidak ada permintaan maaf, baik dari Geert maupun dari partainya," ujarnya. Sementara itu, mantan anggota DPR RI Ahmad Soemargono yang akrab disapa Gogon meminta Menkominfo untuk menertibkan warung-warung internet yang hingga kini diduga masih mengakses film tersebut. "Pengelola warnet yang masih mengakses Fitna harus diberikan sanksi, atau dicabut ijin usahanya," katanya. Senada dengan itu, Ketua Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi, Jamaluddin Karim, meminta kepada pemerintah untuk menekan pemerintah Belanda agar memaksa anggota parlemennya, Geert Wilders, meminta maaf kepada ummat muslim se-dunia. "Kalau perlu, penurunan tingkat hubungan diplomatik dengan negara kincir angin itu. Film itu benar-benar sangat melukai perasaan,” tegasnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008