Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah mengatakan bahwa kinerja dan daya tahan industri perbankan nasional hingga triwulan pertama 2008 masih terjaga dan terkendali. "Stabilitas industri perbankan kita masih terjaga, masih terkendali," kata Burhanuddin dalam acara makan siang bersama para tokoh perbankan nasional dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat. Menurutnya, kondisi likuiditas selama triwulan pertama cukup terjaga dengan resiko kredit yang kecenderungannya menurun. "Indikator rasio misalnya untuk `non performing loan` (NPL) secara gross menurun dari 4,82 persen menjadi 4,78 persen. Sementara sasaran netto masih di sekitar 2 persen jadi cukup rendah," katanya. Burhanuddin mengatakan resiko pasar yang dihadapi perbankan saat ini masih cukup terjaga dengan didukung oleh devisa netto perbankan yang rendah yaitu sebesar 3,49 persen. Ia menyebutkan bahwa profil maturitas perbankan yang "short" pada jangka pendek dan long pada jangka panjang serta perdagangan surat utang negara (SUN trading) hanya 9 persen dari total aset perbankan. Dari hasil stress testing yang dilakukan Bank Indonesia, lanjutnya, juga menunjukkan bahwa dalam skenario yang terburuk, perbankan nasional masih memiliki pengaman yang cukup tinggi baik dari permodalan maupun likuiditas. "Rasio kecukupan modal perbankan kita (CAR) cukup kebal sehingga dalam kondisi dimana terjadi kenaikan laju inflasi suku bunga dan depresiasi rupiah yang cukup besar, perbankan kita masih cukup bertahan bahkan dalam jangka waktu yang cukup panjang," paparnya. Burhanuddin bahkan memprediksikan, kesulitan di perbankan dalam negeri tidak akan terjadi dalam waktu enam bulan mendatang. Peningkatan kredit Dalam kesempatan itu ia juga mengatakan bahwa perbankan nasional masih memiliki semangat untuk meningkatkan kredit pada 2008. "Dari rencana bisnis bank, angka-angka (kredit-red) menunjukkan masih ada kecenderungan meningkat," tegasnya. Ia mengatakan bahwa sekalipun suku bunga kredit sejak beberapa waktu lalu mengalami penurunan namun masih berdampak positif terhadap intermediasi perbankan. "Loan to deposito ratio (perbandingan pinjaman dengan deposito di dalam bank) pada saat ini sudah mencapai diatas 70 persen," ungkapnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008