Manado (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) Manado merencanakan untuk melakukan merger beberapa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang kurang sehat di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dan Gorontalo. "Ada beberapa BPR yang tingkat kesehatannya tergolong kurang sehat, makanya akan dilakukan merger," kata Pengawas Senior Bank Indonesia (BI) Manado, Semual Mandagi, di Manado, Jumat. Dengan merger tersebut, ia mengemukakan, maka diharapkan akan tercipta BPR yang tangguh baik dari sisi manajemen maupun permodalan sehingga mampu menjadi lembaga keuangan yang dipercaya masyarakat. "BPR Prisma Dana merupakan salah satu contoh BPR yang semakin kuat karena merger dari tiga BPR, makanya BPR lainnya akan menyusul," kata Semual. Bank tersebut di wilayah kerja BI Manado berjumlah 21 BPR, masing-masing di Provinsi Sulut 17 unit dan di Gorontalo 4, dengan kegiatan operasi dilakukan pada 44 kantor sebagai jaringan dari masing-masing bank tersebut. Dari 21 BPR yang masih beroperasi di kedua provinsi tersebut, berhasil menghimpun asset sebanyak Rp196,88 miliar per Februari 2008, mengalami pertumbuhan 28,8 persen dibandingkan kondisi tahun lalu (Year on Year/YoY) dengan asset hanya Rp152,85 miliar. "Jumlah asset BPR Rp196,88 miliar tersebut, berarti hanya 1,68 persen dari total asset perbankan yang beroperasi di kedua provinsi tersebut yang sudah mencapai Rp12,4 triliun,"kata Semual. Asset terbesar dari BPR itu, yakni Sulut mencapai Rp176,16 miliar, tumbuh sekitar 34 persen dibandingkan posisi tahun sebelumnya (Februari 2007) Rp131,15 miliar, sedangkan di Gorontalo asset BPR Rp20,72 miliar, mengalami pertumbuhan negatif 4,5 persen dibanding tahun sebelumnya Rp21,70 miliar. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008