Surabaya (ANTARA News) - Percaya atau tidak, laman (situs/website) yang memuat gambar, text, maupun video porno itu banyak dicari. Coba klik saja kata "porno" di laman "google", maka akan muncul 147 alamat laman porno yang dapat ditelusuri, sedangkan bila kata "sex" yang di-klik, maka 664 alamat laman porno yang muncul. Hal itu menunjukkan laman porno banyak dicari dan diciptakan orang, sehingga ribuan dan bahkan jutaan laman porno akhirnya menjadi tersebar tanpa sensor. Masalahnya, kebebasan menelusuri laman porno tanpa sensor itu juga mengundang anak di bawah umur untuk mengakses, seperti pelajar SMP. Apalagi, ruang internet juga memberikan kebebasan kepada para penggunanya dengan adanya pembatas dari kayu triplek, bahkan di Sidoarjo ada warnet yang memberi pembatas kain, sehingga kadangkala ditemukan kondom. "Saya sering main `game` tapi kalau bosan main `game`, saya ke lantai atas untuk membuka `friendster` dan sekali-kali membuka situs porno. Kan tak ada yang tahu," kata Aw, pelajar SMP di Semolowaru, Surabaya. Tentu saja, hal itu dibantah pengelola warung internet. "Itu bukan kemauan kami, karena situs porno itu sudah terprogram bebas," kata L, seorang pengelola warnet di Margorejo, Surabaya. Ia mengaku sering memergoki anak-anak sekolah yang mengakses situs porno. "Kalau tahu begitu, saya pura-pura mendekat agar dia segera pindah program. Selang beberapa waktu, saya dekati lagi," katanya. Namun, kata wanita muda yang bisa meraup penghasilan Rp300 ribu per hari dari warnetnya itu, apa yang dilakukan itu mungkin tidak terjadi di warnet lainnya yang juga banyak bertebaran. Barangkali, pengawasan individual itulah yang mendorong pemerintah untuk melakukan ihtiar pemblokiran laman (situs/website) porno yang dicanangkan Menkominfo Prof Ir Mohammad Nuh DEA mulai 1 April 2008. "Apalagi, pengguna internet di Indonesia yang saat ini masih dalam kisaran 25 juta orang akan meroket seiring dengan rencana kami memberi fasilitas khusus untuk SMA/MA se-Indonesia dan masyarakat pedesaan," kata Menkominfo di Surabaya (21/3/2008). Usai menjadi khotib salat Jumat dan meresmikan laboratorium IT di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), ia mengatakan fasilitas khusus yang diberikan secara gratis kepada SMA/MA se-Indonesia akan mendorong lompatan pengguna internet menjadi sekitar 50 juta atau 20 kali lipat Singapura. Pro Kontra Tentu saja, ihtiar pemblokiran laman porno itu mengundang pro-kontra, sebab laman porno itu selama ini banyak dicari, tapi tiba-tiba diberitakan hendak diblokir. Mereka yang kontra bilang bahwa pemblokiran laman porno itu sama dengan buang-buang uang. Mereka menilai pemerintah sibuk memikirkan pemblokiran situs porno untuk menutupi skandal porno para pejabat. "Lagian, upaya seperti itu kan membutuhkan uang yang banyak. Apakah tidak lebih baik uangnya dipakai untuk memberantas korupsi dan mensubsidi rakyat miskin," ucap Tuwa, pemuda asal Mojosari, Mojokerto. Tapi, mereka yang pro bilang bahwa pemblokiran laman porno itu sangat penting untuk menekan tindak pemerkosaan atau tindak kriminalitas lainnya serta menekan HIV/AIDS atau penyakit seksual lainnya. "Pemblokiran situs porno itu termasuk langkah yang penting agar teman-teman cowok tidak selalu berpikiran `ngeres` (porno)," ujar Rice, pemudi asal Siwalankerto, Surabaya yang pro pemblokiran. Pro-kontra itu ditanggapi Menkominfo Prof Ir H Mohammad Nuh DEA dengan jawaban yang justru tidak serius. "Apa ada negara di dunia ini yang maju karena menumbuhkembangkan pornografi? Apa ada negara yang maju karena menumbuhkembangkan kekerasan? Apa ada negara yang maju karena menumbuhkembangkan sentimen agama seperti kasus film Fitna?," tuturnya. Mantan Rektor ITS Surabaya itu menyatakan jawaban atas pertanyaan itu cukup mudah yakni tidak ada. "Itu karena buktinya memang tidak ada, bahkan yang ada justru sebaliknya," paparnya. Oleh karena itu, katanya, dirinya tidak akan menghilangkan laman porno yang memang sudah terprogram itu, namun pihaknya akan membuatkan "jalan lain" bagi laman porno itu untuk "berbelok", sehingga Indonesia menikmati dampak positif internet. "Jadi, rencana pemerintah untuk memblokir laman porno dan juga laman kekerasan itu dilandasi akal sehat secara umum, karena kita sepakat dengan common sense universal value (untuk memblokir situs porno dan kekerasan)," katanya. Selain itu, kata ahli elektronika biomedik itu, pihaknya juga menyadari bahwa pemblokiran laman porno itu tidak mungkin dapat dilakukan dengan sempurna, karena setan itu lebih pintar dari manusia. "Setan itu lebih pintar, karena dia tidak pernah mati, sedang manusia selalu memulai dari nol terus. Jadi, manusia tak mungkin mengalahkan setan, tapi setan yang pintar dapat dikalahkan dengan manusia yang tidak pintar tapi ikhlas," katanya, bertamsil. (*)

Pewarta: Oleh Edy M Ya`kub
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008