Beirut (ANTARA News) - Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naeem Kassem, Ahad, mengatakan bahwa latihan-latihan militer Israel di dekat perbatasan Lebanon bertujuan untuk mempersiapkan perang baru di Lebanon. "Para pejuang kami sepenuhnya siap untuk mempertahankan Lebanon jika Israel menyerang," katanya, seperti dikutiup DPA. Pernyataan-pernyataan Kassem muncul pada saat Israel memulai latihan keamanannya selama lima hari di garis perbatasan dekat perbatasan Lebanon. Pasukan negara Yahudi itu dan gerilyawan Hizbullah telah terlibat pertempuran selama 33 hari pada Juli-Agustus 2006. Lebih dari 1.200 orang tewas dalam perang yang cukup lama itu, dan sebagian besar di pihak Lebanon. Untuk pertama kalinya Israel mendapat perlawanan sengit dalam perangnya di Lebanon saat berhadapan dengan pasukan Hizbullah yang tak takut mati dan bahkan sejumlah tank Mercava yang merupakan kebanggaan Israel berhasil dilumpuhkan. Wakil Menteri Pertahanan Israel, Matan Vilnai, mengatakan bahwa latihan perang itu membantu Israel belajar dari pengalaman-pengalaman perang 2006 dengan para gerilyawan Hizbullah, dalam kesempatan mana para milisi Syi'ah memuntahkan ratusan roket konvensional yang memukul pedalaman Israel utara. Perdana Menteri Lebanon Fouad Seniora, yang sedang berkunjung ke Mesir, Ahad, mengatakan bahwa dia telah menginstruksikan Angkatan Bersenjata Lebanon dan pasukan perdamaian PBB di Lebanon selatan untuk waspada 'agar Israel tidak menggunakan (latihan perang) itu untuk melanggar wilayah udara kita atau melancarkan serangan terhadap Lebanon.' Dalam pidatonya pada bulan lalu, pemimpin Hizbullah Sheikh Hassan Nasrallah mengancam 'perang terbuka' terhadap Israel sebagai balasan terhadap pembunuhan komandan militer kelompok tersebut, Imad Mughaniyeh. Mughaniyeh tewas pada 11 Februari lalu karena serangan bom mobil di Suriah. Hizbullah dan Iran menuding dia dibunuh oleh Israel, namun Telv Aviv membantah terlibat dalam serangan itu.

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008