Sragen, 10 April 2008 (ANTARA) - Bupati Sragen, Untung Wiyono, mengundang 70 pimpinan kabupaten/kota dari seluruh Indonesia untuk mempelajari, menyaksikan dan mereplikasi unit pengelolaan pupuk organik berbasis sampah pasar di Pasar Bunder, Sragen. Sampah yang selama ini menjadi masalah dapat diubah menjadi berkah. Setiap harinya Pasar Bunder Sragen berpotensi menghasilkan 5 ton sampah organik yang dapat diolah menjadi 2 ton pupuk organik berkualitas tinggi. Pada saat ini setiap hari telah diolah 3 ton sampah organik menjadi 1,2 ton pupuk organik. Tentu saja hal ini akan sangat membantu Pemkab Sragen dalam mengelola sampah, selain memberikan lapangan kerja, mengatasi kelangkaan pupuk dan lahan kritis, serta meningkatkan kualitas hasil pertanian dan membantu mencegah pemanasan global. Dari pertemuan di Sragen 10 April ini, Danamon Peduli berharap dapat menemukan Bupati/Walikota yang juga mempunyai komitmen untuk menjadi pionir bagi upaya pembangunan ekonomi rakyat ini. Dana yang dialokasikan Danamon Peduli untuk replikasi program ini di tahun 2008 adalah Rp 4,5 miliar. "Tahun ini kami tidak mengejar kuantitas, tapi kualitas - dalam arti, kita akan benar-benar fokus pada monitoring dan evaluation dari program kompos yang ada untuk menjamin konsistensi kualitas kompos dan juga kesinambungan program. Karena program kompos sampah pasar tidaklah mudah, maka kami hanya akan membangun di kabupaten/kota yang Bupati/Walikota-nya benar-benar serius sehingga kita bisa membuktikan bahwa swasembada pupuk berkualitas dapat dihasilkan di tingkat komunitas. Jika kita sudah punya bukti, akan lebih mudah bagi kita untuk dapat pula mempengaruhi kebijakan pertanian pemerintah (misalnya subsidi pupuk organik) untuk dapat diberikan langsung kepada Koperasi Pasar dan KUD dengan fasilitasi pemerintah daerah. Dengan demikian manfaatnya langsung dapat dinikmati petani dan pedagang pasar," papar Risa Bhinekawati, Direktur Eksekutif Yayasan Danamon Peduli. Harga produksi pupuk organik ini masih bervariasi dan terus diamati, namun berkisar antara Rp 250 - 400 per kg. Harga produksi ini sangat kompetitif, terutama karena sebenarnya pemerintah telah menetapkan subsidi pupuk organik yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan pupuk besar Rp 400 per kg untuk memproduksi pupuk organik yang memenuhi standar SNI. Hasil uji laboratorium pupuk organik pasar Bunder menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari yang ditetapkan SNI. Pemerintah Kabupaten Sragen sangat antusias dalam program ini. Kerjasama dan koordinasi berbagai pihak baik dari sisi pemerintah daerah maupun pedagang pasar berlangsung harmonis, sehingga proses pemilahan sampah hingga pembuatan kompos berjalan sangat baik. Selama proses pendampingan dan pengamatan yang dilakukan di Pasar Sragen ditemukan potensi pengembangan pupuk organik sampah pasar yaitu pupuk cair dan biogas yang berasal dari lindi (cairan yang keluar dari cacahan sampah organik yang di press untuk mengurangi kadar air dari 83% menjadi 70%). "Jika kapasitas sampah organik pasar Sragen 5 ton/hari bisa dipenuhi diolah semua, maka setiap hari, dapat dihasilkan 1200 liter cairan lindi segar dari hasil pemerasan 5 ton sampah organik. Untuk mengolah lindi sebanyak itu diperlukan digester dengan daya tampung minimum 5 x 1200 liter atau 6000 liter. Dari jumlah tersebut setiap harinya akan dapat dihasilkan 0,9 s/d 1,8 meter kubik biogas, cukup untuk memasak 20 warung di sekitar pasar," ungkap DR Darmono Taniwiryono, Direktur Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI), sebagai mitra teknologi Danamon Peduli dan Pemerintah Kabupaten Sragen. Pemerintah Kabupaten Sragen akan mereplikasi program ini di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Sragen, dan Danamon Peduli akan mereplikasikannya di tingkat nasional. "Kami prioritaskan untuk kabupaten/kota yang memiliki Bupati atau Walikota yang mempunyai komitmen tinggi seperti Sragen" ungkap Risa. Komunitas pasar tradisional merupakan fokus dari investasi sosial Danamon Peduli. Saat ini lebih dari 700 cabang Danamon terdapat dan menjangkau di 1.500 pasar tradisional di Indonesia. Menurut Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) sekarang terdapat 13.450 pasar dengan 12,6 juta pedagang (50 juta atau 25% rakyat Indonesia menggantungkan hidupnya pada pasar tradisional). Saat ini pertumbuhan pasar tradisional mengalami penurunan sebesar 8,1% sedangkan pasar modern mengalami kenaikan sebesar 31,4% per tahun (survey AC Nielsen). Risa mengatakan, "Jika eksistensi pasar tradisional tidak kita jaga, maka 12,6 juta rakyat kecil akan kehilangan mata pencariannya. Upaya yang kami lakukan adalah dengan memperbaiki kualitas kebersihan, kesehatan dan kenyamanan pasar - karena kami percaya bahwa pasar yang bersih akan mengundang banyak pembeli, sehingga pasar menjadi lebih sejahtera." Mengenai Danamon Peduli: Danamon Peduli memulai kegiatannya pada tahun 2001. Sejak tahun 2004 lebih memusatkan perhatiannya pada program yang dipelopori oleh komunitas (community-driven development) dan proyek-proyek berkelanjutan yang menekankan partisipasi relawan. Di tahun 2007 Danamon Peduli melakukan 1135 kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari 11.000 relawan serta menyentuh kehidupan lebih dari 550.000 orang penerima manfaat. Yayasan Danamon Peduli mendukung pembangunan berkelanjutan, berbasis kebutuhan komunitas dan melibatkan relawan. Misi tersebut diwujudkan dengan memperbaiki tingkat kesehatan, kebersihan, dan kehidupan masyarakat melalui program-program yang memiliki dampak yang luas. Selain itu Yayasan Danamon Peduli juga mengulurkan bantuan untuk memulihkan kehidupan korban bencana alam. Yayasan Danamon Peduli resmi dibentuk oleh PT Bank Danamon Indonesia Tbk dan PT Adira Dinamika Multifinance Tbk 17 Februari 2006. Mengenai Danamon: PT Bank Danamon Indonesia Tbk. berdiri pada tahun 1956 dan per tanggal 31 Desember 2007 mengoperasikan sekitar 1.400 cabang termasuk unit Danamon Simpan Pinjam (DSP), Syariah dan cabang-cabang Adira Finance. Menyediakan akses bagi nasabahnya kepada lebih dari 14.000 jaringan ATM, termasuk melalui kerjasama dengan ATM Bersama dan ALTO, yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia, serta didukung oleh lebih dari 33.000 karyawan (termasuk anak perusahaan). Per tanggal 31 Desember 2007, Danamon dimiliki 68,05% oleh Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd., dan 31,95% oleh publik (kepemilikan kurang dari 5%). UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT: Risa Bhinekawati, Executive Director Yayasan Danamon Peduli Tel: 021 252-5214 ext. 6001-02, Fax: 021 250-1589, yayasan.peduli@danamon.co.id Lintang Mas Melati, Communication/Knowledge Management Coordinator Yayasan Danamon Peduli. Telephone (+6221) 252 5214 ext. 6003Mobile (+6221) 920 73 967 Fax. (+6221) 250 1589, lintang@danamonpeduli.or.id

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008