Jakarta (ANTARA News) - Mantan Perdana Menteri Pakistan, Shaukat Aziz, menilai bahwa Indonesia memiliki peluang untuk sejajar dengan India dan China dalam kancah perekonomian Asia. Hal itu dikemukakan Aziz dalam Presidential Lecture bertema "Tantangan Perekonomian Pakistan" di Istana Negara, Jakarta, Kamis, yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden (Wapres) M. Jusuf Kalla, sejumlah menteri kabinet dan pimpinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menurut Aziz, Indonesia memiliki potensi besar untuk sejajar dengan Cina dan India karena didukung oleh sumber daya manusia dan alam yang besar dan posisi yang strategis di jalan perdagangan dunia. Indonesia, kata dia, juga tidak memiliki sejumlah tantangan, seperti yang dihadapi Pakistan. Aziz mengatakan, dengan strategi perekonomian yang tepat Indonesia, maka memiliki peluang besar. Dia juga mengatakan bahwa Indonesia dan Pakistan dapat bekerja sama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ia juga menggarisbawahi, tidak satu pun negara dapat menolak perubahan dan menghindari globalisasi. Dalam pidatonya tersebut, Aziz juga menyebut pengalaman bekerjasama dengan Dana Moneter Internasional (IMF) sebagai hal yang memalukan karena merasa didikte dalam mengatur negara. Oleh karena itu, lanjut dia, Pakistan mengucapkan selamat tinggal kepada IMF. Sementara itu, Presiden Yudhoyono mengatakan bahwa kedatangan Aziz merupakan undangannya. Mereka bertemu pertama kali dalam Konperensi Tingkat Tinggi Delapan Negara Berkembang (KTT D-8) di Bali pada 2005. Presiden mengaku terkesan dengan keberhasilan Aziz meningkatkan perekonomian Pakistan pada periode 2004-2007, kemudian meminta Aziz berbagi pengalaman dengan Indonesia. Seusai memberikan pidato, Aziz melakukan dialog tertutup dengan para tamu undangan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008