Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengaku prihatin atas tindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah di saat gubernur baru belum dilantik. "Kadin Indonesia tidak bermaksud mempermasalahkan tindakan penahanan itu, tapi kami prihatin," ujar Ketua Komite Tetap Moneter dan Fiskal Kadin Indonesia, Bambang Soesatyo menanggapi penahanan Burhanuddin oleh KPK, di Jakarta, Kamis. Ia khawatir tindakan KPK menahan Burhanuddin ketika gubernur baru belum dilantik akan mengganggu kinerja BI yang selama ini dinilainya cukup baik dalam menjaga stabilitas moneter. "Apa urgensinya menjebloskan Burhanuddin sekarang? Mengapa tidak menunggu atau katakanlah pelantikan Boediono dipercepat, agar tidak terjadi gejolak dan spekulasi macam-macam dari pasar," kata Bambang. Wajah BI, kata dia, benar-benar babak belur dan ia mengkhawatirkan penahanan Burhanuddin juga memicu mengeskalasi permasalahan di pasar uang. "Kondisi tidak adanya kesadaran dan koordinasi yang baik dari para pemanggku jabatan publik untuk menjaga momentum pemulihan inilah yang kerap merisaukan pelaku bisnis dan membuat pasar bingung," ujarnya lagi. Dengan kondisi tersebut, Bambang mengharapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera Boediono sebagai Gubernur BI yang baru, mengingat kondisi perekonomian Indonesia yang tidak berada pada kondisi normal. "Kadin mengharapkan Boediono dan jajaran BI tidak kecil nyali dan tetap bisa melahirkan regulasi yang mumpuni tanpa takut dengan KPK," ujar Bambang. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008